Potensi Penangkaran Budidaya Lebah di Pelalawan Menjanjikan

  • Bagikan

RIAUDETIL.COM, PELALAWAN – Menumbai Madu Sialang merupakan kegiatan mengambil madu dari pohon sialang, yakni sejenis pohon tertentu yang tinggi dan besar, disenangi oleh lebah untuk tinggal dan menghasilkan madu.

Menumbai lebah merupakan salah satu tradisi masyarakat Riau yang masih bertahan hingga kini. Salah satunya berada di Kabupaten Pelalawan Riau.

Secara tradisi lebah diberi julukan “Lalat Putih Sri Majun” karena lebah adalah jenis serangga sebagai lambang rezeki. Ia memberikan madu yang berkhasiat untuk obat bermacam penyakit. Mencari madu merupakan profesi bagi seorang atau sekelompok orang.

Lebah dalam jumlah ribuan dalam satu kelompok dipimpin “ratunya” tinggal di pohon sialang yang rindang dan tinggi. Untuk mengambil madunya diperlukan usaha memanjat pohon sialang. Kegiatan tersebut disebut dengan “menumbai”.

Menumbai berasal dari kata “umbai” yaitu keadaan sebuah tali yang berada di atas dengan ujungnya terkulai ke bawah. Tali yang tergantung selalu disebut terumbai atau terjulai. Upacara tradisi menumbai yaitu adalah tradisi pengambilan madu di pohon sialang diturunkan dengan tali yang terulur ke bawah.

Upacara menumbai madu lebah dilaksanakan di malam hari saat bulan gelap dengan maksud agar lebah tak dapat melihat pemanjat.

Pohon yang dihuni oleh lebah ini lebarnya bisa mencapai dua kali pelukan orang dewasa, tinggi dan licin sehingga tidak sembarang orang bisa mengambil madu yang dihasilkan lebah di atasnya. Oleh karena itulah, tradisi menumbai madu menjadi hal yang istimewa dan diakui sebagai warisan budaya tak benda di tingkat nasional.

Orang Petalangan yang merupakan suku asli yang bermukim di Pelalawan lah yang menjaga tradisi menumbai tersebut. Mereka hidup dari hasil ekonomi menumbai lebah, oleh karena itulah tradisi ini terus diajarkan turun temurun di masyarakat daerah tersebut. Untuk melakukan kegiatan menumbai madu, dilakukan beberapa serangkaian ritual adat dan kepercayaan masyarakat Petalangan.

Tak dapat dipungkiri, madu Sialang di Pelalawan merupakan salah satu penyumbang ekonomi bagi masyarakat tempatan di Pelalawan.Namun seiring waktu, dengan semakin sedikitnya pohon sialang menyebabkan produksi madu kian berkurang sementara kebutuhan dan permintaan pasar begitu besar.

Pohon Sialang betul-betul dijaga oleh masyarakat adat Pelalawan lantaran memiliki nilai ekonomis. Pohon yang sebagian masih ditemukan di sejumlah hutan dan kebun warga ini umumnya berada di tepi sungai, hampir sepanjang tahun memberikan penghasilan bagi mereka. Madu yang diambil dari sarang lebah liar yang dipanen secara tradisional.

Semakin banyaknya pembukaan perkebunan sawit ataupun hutan tanaman industri serta perkebunan masyarakat, hutan sudah mulai habis, begitupun Pohon Sialang sudah mulai sulit ditemukan. Imbasnya madu Sialang sulit didapatkan. Kalaupun ada madu tersebut tidak lagi kental seperti dulu.

Melihat potensi Kabupaten Pelalawan serta menyikapi permintaan madu yang semakin besar beberapa orang yang tergabung dalam kelompok tani Raja Madu Sejahtera di Desa Lalang Kabung, Kecamatan Pelalawan membuat usaha penangkaran budidaya lebah Apis Mellifera.

Usaha penangkaran yang baru berusia tiga bulan dan berada di kawasan HTI PT RAPP hasilnya cukup bagus, karena bunga buah tanaman akasia yang ditanam di kawasan tersebut sangat kaya akan nektar yang menjadi makanan lebah.

Bupati Pelalawan H.Zukri bahkan sangat mengapresiasi usaha penangkaran budidaya lebah tersebut saat berkunjung di lokasi penangkaran pada Sabtu (10/7/2021) lalu Bupati berjanji akan mengembangkan penangkaran budidaya lebah di Kabupaten Pelalawan.

Dalam beberapa kesempatan, Bupati Pelalawan H Zukri yang baru beberapa bulan menjabat sering mengatakan akan menggali potensi ekonomi daerah untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Pelalawan.

” Potensi penangkaran budidaya lebah adalah salah satu penyangga ekonomi daerah yang sangat menjanjikan.Pemkab Pelalawan akan mencoba mengembangkannya di 12 Kecamatan di Kabupaten Pelalawan”, tukas Bupati.

PT RAPP yang diwakili Manager SHR Pelalawan H Mabrur AR pada kesempatan itu mengatakan akan mengembangkan usaha penangkaran budidaya lebah di kawasan HTI PT RAPP lainnya sebagai solusi penguatan ekonomi masyarakat.

“Nanti akan coba kembangkan dengan membuat kelompok tani lainnya sebagai binaan PT RAPP sebagaimana yang telah kita lakukan saat ini terhadap kelompok tani Raja Madu Sejahtera”, tandas Mabrur.(Adv/Z)

 

  • Bagikan