Mahasiswa Kukerta Unri di Desa Sosialisasikan Pembuatan POC

  • Bagikan

RIAUDETIL.COM, BENGKALIS – Tim Kukerta Pengabdian Universitas Riau Tahun 2022 di Desa Muntai Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis menggelar sosialisasi tentang pembuatan POC (Pupuk Organik Cair) dari Limbah Ikan, Pestisida dari Limbah Kulit Bawang dan Racun Rumput.

Salah satu tema New Normal dengan fokus program kegiatan membuat ketahanan ekonomi guna membangun pondasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), tim Kukerta Pengabdian Universitas Riau tahun 2022 melakukan inovasi dengan memanfaatkan limbah ikan untuk POC, limbah kulit bawang untuk pestisida, serta pembuatan racun rumput.

“Inovasi ini direalisasikan dalam sosialisasi yang dilaksanakan pada hari Selasa, 09 Agustus 2022 di showroom kantor Desa Muntai,” kata Ketua Tim Kukerta Pengabdian Rendy Razwil.

Kegiatan ini dihadiri oleh perangkat desa, kelompok tani, kelompok PKK serta ketua RT dan RW Desa Muntai. Adapun latar belakang kegiatan ini adalah dikarenakan sumber daya yang paling banyak ditemukan di Desa Muntai adalah ikan.

Dijelaskannya, limbah ikan yang selalu dibuang begitu saja karena masyarakat tidak tahu pemanfaatannya, mendorong tim kukerta UNRI 2022 melakukan inovasi baru dengan membuat pupuk organik cair (POC).

“POC ini dibuat dengan menghaluskan limbah ikan yang kemudian ditambah dengan EM4 pertanian, Molase dan air kelapa, lalu difermentasikan selama 3 minggu,” terangnya.

Pengaplikasian POC yaitu dengan menyemprotkan langsung POC ke tanaman atau dengan menggemburkannya bersama tanah. Sama halnya dengan limbah kulit bawang yang selalu dibuang oleh ibu rumah tangga setelah memasak.

“Tim Kukerta UNRI 2022 melakukan inovasi dengan memanfaatkannya sebagai pestisida alami atau pestisida nabati, pembuatan serta pengaplikasiannya yang mudah, menjadi daya tarik tersendiri agar para Ibu tidak lagi membuang kulit bawang begitu saja,” paparnya.

Kulit bawang hanya perlu di rendam dengan air lalu di fermentasikan selama 2 hari. Setelah itu, pestisida nabati dari kulit bawang dapat digunakan dengan cara menyemprotkan langsung ke tumbuhan yang terdapat hamanya.

Selanjutnya, pembuatan racun rumput merupakan usulan dari perangkat Desa Muntai dikarenakan harga racun rumput yang beredar di pasaran terbilang mahal dan hanya dapat dimanfaatkan dalam jumlah sedikit.

“Tim Kukerta melakukan inovasi dengan menambahkan beberapa komposisi seperti air kelapa dan ragi tapai yang dihaluskan pada racun rumput yang beredar dan hasil yang didapatkan adalah racun rumput bertambah menjadi 6× lipat,” ujarnya.

Kegiatan sosialisasi diawali dengan pemaparan materi POC oleh Rendy Razwil, materi pestisida oleh Ruli Hamsana dan materi racun rumput oleh Dede Saputra. Materi yang dipaparkan bersamaan dengan cara pembuatannya, disampaikan secara bergantian kepada tamu undangan yang hadir. Setelah itu dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.

Dari kegiatan sosialisasi ini, beberapa tamu undangan yang hadir mengatakan bahwa pembuatan POC, pestisida serta racun rumput yang dipaparkan sangat membantu karena sebelumnya limbah-limbah tersebut hanya dibuang begitu saja.

“Biasanya limbah ikan dan limbah kulit bawang tidak pernah kami manfaatkan, namun sekarang kami sudah tahu bahwa sebenarnya limbah tersebut bisa dimanfaatkan menjadi pupuk organik cair dan pestisida alami. Bahan-bahan tambahan yang digunakan juga mudah didapatkan di pasaran dan harganya terjangkau,” kata salah seorang tokoh masyarakat yang hadir.

Ketua BPD Desa Muntai juga menambahkan, pembuatan racun rumput juga diharapkan bisa menjadi alternatif bagi warga Desa Muntai umumnya dan kelompok tani khususnya yang mengeluh tentang harga racun rumput di pasaran yang mahal. (man)

  • Bagikan