Masalah Pendidikan dan Infrastruktur Jadi Sorotan Fraksi PKB DPRD lnhu

  • Bagikan

RIAUDETIL.COM, RENGAT – Fraksi PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) DPRD Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) menyampaikan beberapa poin Pandangan Umum dalam rapat Paripurna dengan agenda Pandangan Umum Fraksi terhadap Nota Keuangan RAPBD Tahun Anggaran 2022, Rabu (10/11/2021).

Rapat Paripurna ini dipimpin oleh Ketua DPRD Inhu Elda Suhanura dan didampingi oleh Wakil Ketua I Masyurllah SP dan Wakil Ketua II H Suwardi Ritonga SE, dan dihadiri oleh Wakil Bupati Inhu H Junaidi Rahmat.

Juru bicara Fraksi PKB Ir H Adek Chandra M.Si menyampaikan, meminta kepada Pemerintah Daerah (Pemda) untuk memperhatikan bidang pendidikan yang ada dilingkungan Pemkab Inhu yang dinilai belum berimbang dalam pembagian APBD.

“Sebagai contoh SDN 006 kelas jauh Petonggan yang dekat dengan kantor camat Rakit Kulim dimana kondisinya sangat miris berlantaikan tanah dan dinding terbuat dari kayu bulat lapuk dImakan rayap,” katanya.

Selain itu, ukuran kelas tidak standar, meja kursi tidak layak, kantor dan WC tidak ada sama sekali, sehingga anak murid belajar beralaskan tikar di lantai, kita melihat dunia pendidikan jauh dari kata cemerlang.

Selanjutnya juga meminta kepada bupati untuk memperhatikan kondisi salah satu perguruan tinggi yang ada di rengat yaitu Akademi Kebidanan (Akbid) Indragiri yang ada di Desa Rantau Mapesai, dimana kondisi bangunan gedungnya sudah tidak layak lagi untuk ditempati.

“Sebagian atapnya sudah pada bocor, lantai pada hancur, sehingga mahasiswa tidak merasa nyaman untuk menjalani proses belajar ataupun perkuliahan,” sambungnya.

Selain itu juga meminta kepada bupati untuk memperhatikan PMI (Palang Merah Indonesia) Kabupaten Inhu, hal ini beranjak dari susahnya masyarakat mendapatkan pelayanan bidang kesehatan, terutama pasien-pasien yang membutuhkan darah di RSUD Indrasari Rengat.

“Kami mendapat laporan serta pengaduan dari masyarakat adanya pasien meninggal dunia akibat keterlambatan mendapatkan darah,” ungkapnya.

Hal ini tentunya disebabkan oleh salah satu paktor kurang optimalnya keberadaan PMI Kabupaten Inhu, setelah dicermati memang kenyataan di lapangan PMI Inhu tidak memang sarana dan prasarana serta SDM yang memadai.

“Untuk itu kami meminta kepada bupati untuk dapat membantu dan berkerjasama dengan PMI untuk menyiapkan sarana dan prasarana PMI karena hal ini menyangkut kepentingan masyarakat,” ujarnya lagi.

Jikalau bisa sarana dan prasarana PMI berada dilingkungan RSUD Indrasari karena memiliki akses terdekat.

Dalam kesempatan ini Adek Chandra juga menyampaikan permasalahan Jalan Lubuk Batu Jaya dan Peranap, sudah berkali-kali disampaikan baik di paripurna maupun diberbagai kesempatan dalam 2 tahun terakhir hingga saat ini belum juga terwujud.

“Bahkan hari ini masyarakat Desa Pesajian terisolir dimana jembatan gantung satu-satunya akses mereka roboh digerus air, ruas jalan Selunak – Pesajian mesti segera difungsikan sembari menunggu jembatan permanen pengganti jembatan gantung yang roboh tersebut,” harapnya.

Selanjutnya jalan Pelangko yang sudah berumur 96 tahun hingga hari ini belum di aspa, berharap dan bermohon setiap tahun dalam Musrenbang, masyarakat selalu menginginkan jalan mereka diaspal namun masyarakat selalu kecewa dan merasa dianak tirikan, untuk itu mohon ini menjadi prioritas.

Lebih lanjut, di Kecamatan Kuala Cenaku ruas jalan menuju Desa Tanjung Sari kondisinya sangat memprihatinkan, jalan berlobang sehingga menyebabkan atau menghambat percepatan dalam mengangkut hasil pertanian masyarakat setempat.

Selain itu pula, jalan menuju Desa Pulau Jum’at kondisinya hampir sama persis dengan jalan Desa Tanjung Sari, kondisi jalannya berlobang dan berlumpur, sedangkan jalan utamanya sudah tergerus air, yang hingga saat ini belum ada solusi dari pemerintah Inhu.

“Sedangkan di Desa Rawa Sekip kondisi jalan sudah sangat parah, disaat musim hujan maka jalan tersebut akan berlumpur seperti bubur, sehingga masyarakat menjadi lambat dalam pengeluaran hasil perkebunan,” ungkapnya.

Dan yang sangat disayangkan lagi, jalan yang berada di Desa Tambak sudah beberapa kali diajukan namun hingga saat ini belum juga mendapat perhatian dari instansi terkait.

Sementara di Kecamatan Rengat, ruas jalan Sipayung – Bukit Meranti sangat membutuhkan sentuhan dan perhatian, karena bertahun-tahun tidak diperbaiki, jika musim hujan anak-anak sekolah akan kesulitan untuk melalui jalan ini begitu juga masyarakat yang hendak mengeluarkan hasil panennya.

Demikian juga halnya dengan jalan Pattimura bagian ujung yang kondisinya berlubang dan berlumpur, disisi lain lanjutan dari jalan tersebut diaspal yang hingga saat ini tidak tau darimana diambil skala prioritasnya.

“Rengat adalah ibukota kabupaten Inhu, kalau dilihat secara kasat mata kondisi jalan yang ada di rengat sudah banyak aspalnya yang terkelupas dan berlubang dan sudah tidak nyaman dilewati,” tegasnya. (man)

  • Bagikan