TPQ Jami’atul Mukhlisin Talang Jerinjing Terapkan Metode Bermain Peran

  • Bagikan

RIAUDETIL.COM, RENGAT – Melalui Penerapan METODE BERMAIN PERAN ternyata Dapat Memudahkan Santri/Siswa dalam mengenal dan melafadzkan huruf Hijaiyyah pada Taman Pendidikan Al-qur’an (TPQ) Jami’atul Mukhlisin Desa Talang Jerinjing Kecamatan Rengat Barat Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) Provinsi Riau.

Hal ini disampaikan oleh Muhammad Rosidin S.Ag (Kandidat Penyuluh Award Nasional 2024), Ahad (8/6/2024) di Pematang Reba Kecamatan Rengat Barat.

Menurutnya, proses kegiatan belajar-mengajar yang dapat menyenangkan anak didik adalah ketika dalam usaha pentranformasian ilmu pengetahuan tentang sesuatu dapat berjalan sesuai yang direncanakan.

“Banyak para Pendidik yang mencoba menggunakan berbagai model dari metode klasik, metode pengajaran yang popular masa kini dan bahkan ada model yang terbarukan,” ungkapnya.

Akan tetapi jauh sebelum dunia pendidikan mengalami tranformasi seperti saat ini, ada teori yang menggambarkan tentang metode yang tidak pernah lekang dan masih tetap eksis dan dapat dilakukan hingga saat ini.

Metode itu adalah Metode Bermain Peran (Role Playing), menurut George Shaftel sang penemu Role Playing, metode pembelajaran dengan cara bermain peran dapat menciptakan suasana baru, yang dapat menemukan cara mengingat, menghafal serta memahami suatu objek dengan saling bekerjasama antar siswa/santri maupun antara pendidik dan siswa.

“Dengan demikian guru dapat mudah menyampaikan Tujuan materi dari suatu objek yang akan disampaikan,” sambungnya.

Demikian halnya juga dengan Pembelajaran Pengenalan Huruf Hijaiyyah, perlu Metode yang tepat agar Santri Mampu menghafal dengan mudah, mampu membedakan atar bunyi dan Huruf Hijaiyyah.

Dijelaskannya bahwa, di TPQ Jami’atul Mukhlisin Desa Talang Jerinjing Kecamatan Rengat Barat, pada awalnya, penulis melakukan pembelajaran pengenalan Huruf Hijaiyyah, masih banyak terdapat kelemahan pada Santri, baik dalam mengingat huruf, membedakan antar huruf maupun dalam melafadzkan huruf hijaiyyah.

“Dan ini terbukti pada tes awal pada pertemuan pembelajaran santri tentang Pengenalan Huruf Hijaiyyah dan Melafadzkannya terdapat nilai kurang” terangnya.

Dan setelah melakukan proses pembelajaran pengenalan huruf hijaiyyah melalui bermain peran, ternyata santri sangat cepat menangkap materi yang diberikan oleh pendidik (Ustad).

“Ini terbukti dari hasil penilaian dari tes yang dilakukan pada santri dengan penilaian baik,” tutupnya.***

 

  • Bagikan