Warga Talang Mamak dapat Pelatihan Pelestarian Tanaman Herbal

  • Bagikan

RIAUDETIL.COM, RENGAT – Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Kepri Toto Sucipto menegaskan perlunya pencatatan nama-nama obat tradisional dan budaya yang ada di daerah. Karena selama ini hanya sebatas lisan yang pada akhirnya sangat rawan hingga diklaim pihak lain.

Demikian disampaikan Kepala BPNB Kepri pada acara workshop peningkatan ekonomi masyarakat Adat Talang Mamak dalam rangka pelestarian tanaman herbal dan obat tradisional di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Rabu (24/11/2021).

“Makanya perlu pembinaan terhadap warga selaku pelaku penemu dan penggiat terhadap obat tradisional khususnya bagi masyarakat Adat Talang Mamak,” sambungan.

Namun secara umum, eksistensi masyarakat adat menghadapi berbagai tantangan mendasar yang seragam. Mencakup permasalahan kesehatan, pendidikan dan keterampilan, pengelolaan sumberdaya alam, kelestarian lingkungan hidup, hingga persoalan kesejahteraan.

Berkaitan dengan hal tersebut perlu dilakukan upaya pemberdayaan masyarakat adat dengan keterlibatan komunitas secara aktif, partisipatif dan kesinambungan.

“Ini sesuai dengan undang-undang nomor 5 tahun tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan, salah satunya pengembangan dan pemanfaatan Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK),” tambahnya.

Sementara itu Kepala Bidang Budaya pada Disdikbud Inhu Syafrudin M.Pd mengatakan bahwa, penemuan tanaman obat tradisional berawal dari Desa Durian Cacar Kecamatan Rakit Kulim. “Ini langkah awal, bagi masyarakat adat Talang Mamak yang telah direspon oleh Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat,” sebutnya.

Perwakilan masyarakat Adat Talang Mamak, Batin Irisan dari Desa Talang Sungai Parit Kecamatan Rakit Kulim Kabupaten Inhu mengatakan bahwa, Talang Mamak sudah ada sejak 2.500 Sebelum Masehi.

“Kami mohon, jangan biarkan terus terbelakang. Kapan kami berdiri di kaki sendiri,” harapnya.

Untuk itu, pihaknya berharap diberikan ilmu yang berkaitan dengan potensi yang ada di masyarakat Adat Talang. “Mohon berikan kami ilmu. Masyarakat Talang terbuka dengan hal baru,” terangnya. (man)

  • Bagikan