Kanan 1
Kanan 2

Warga Sokoi Hibahkan Tanah, Harris Akan Bangun Dermaga dan Kantor Imigrasi, Sesuai Keinginan Masyarakat

  • Bagikan
Warga Sokoi Hibahkan Tanah, Harris Akan Bangun Dermaga dan Kantor Imigrasi, Sesuai Keinginan Masyarakat

RIAUDETIL.COM, KUALA KAMPAR – Warga Desa Sokoi, masing-masing atas nama Suroso (64), H Darwis (62), Rahman (64), dan sebagian adalah tanah desa telah menghibahkan tanahnya kepada Pemerintah Kabupaten. Tanah tersebut terletak di RT 01 RW 02 Dusun 2 Desa Sokoi dengan Luas lahan 800 x 200 meter (15) hektar. Letak geografis tanah ini sangat strategis, di atas tanah ini Pemkab akan bangun Kantor Imigrasi serta Pelabuhan berstandar internasional.

Kepada media ini, di keluarahan Teluk Dalam, Kecamatan Kuala Kampar, Kepala Desa Sokoi Kecamatan Kuala Kampar Tasrib mengungkapkan alasan warganya mengibahkan tanah kepada Pemerintah Kabupaten Pelalawan, pertama alasanya masyarakat sangat rindu kemajuan daerah dengan sentuhan pembangunan yang dilakukan pemerintah. Kedua adalah untuk merealisasikan hal ini, warga menyadari sepenuhnya pembangunan akan sulit dilakukan jika warga tidak mau berkorban walau hanya sekedar menghibahkan sebidang tanah.

“Memang harapan warga tidak muluk-muluk, mereka ikhlas diatas tanah tersebut hendaknya dibangun pelabuhan (dermaga) penumpang dan barang, disisi lain, di pojok kanan tahan tersebut pemerintah bisa membangun fasilitas lain, tentunya fasilitas itu adalah sebagai penunjang fasilitas pelabuhan itu nantinya,”jelas Tasrib seraya menambahkan untuk kelancaran pembangunan ini warga dengan sukarela menghibahkan tanah mereka untuk selanjut dibangun berbagai fasilitas umum, baik itu pelabuhan dan lain sebagainya.

Sambung Tasrib lagi, penyerahan tanah hibah tersebut juga telah dilengkapi surat-menyuratnya, sehingga dikemudian hari tidak ada lagi permasalahan dan komplen atas tanah itu.

“Secara admistrasi, segala sesuatunya terkait hibah tanah tersebut telah kita selesaikan secara ketentuan admitrasi dan hukumnya. Surat menyurat tersebut telah kita serahkan kepada Pemerintah Kabupaten Pelalawan, dan saat ini, berdasarkan informasi dari Kabupaten, tanah hibah ini selanjut dicatat sebagai asset Pemerintah Kabupaten Pelalawan,”tuturnya.

Sementara itu, Camat Kuala Kampar Tengku Syafril.SIP.M.Si melalui media ini, tidak melupakan mengucapan rasa terimaksihnya kepada masyarakat yang telah mau dan ikhlas menghibahkan tanah mereka demi untuk  kemajuan dan kelancaran pembangunan desa.

“Saya atas nama Pemerintah Kecamatan mengucapkan rasa terimakasih kepada Masyarakat Desa Sokoi. Saya pikir mereka berpikir jauh kedepan, sebab pembangunan yang nantinya akan dilaksanakan disana nanti, akan dirasakan sampai anak cucu mereka. Kami tentu berharap apa yang dilakukan warga Sokoi ini dijadikan contoh bagai masyarakat desa lain,”tutur Camat Syafril, Ia sendiri merupakan putra terbaik asal Kecamatan Kuala Kampar.

Kemudian sebagai bentuk penghargaan pemerintah, ditanah tersebut dan selanjut akan dibangun fasilitas umum akan diberikan nama sesuai dengan nama warga  yang telah menghibahkan tanahnya.

“Ya, Pemerintah sangat mengargaai pengorbanan mereka secara ikhlas. Untuk itu pemerintah akan mengabadikan nama meraka segabai nama bangunan yang nantinya dibagun diatas tanah hibah tersebut. Kita tentu berharap di penhujung masa nama-nama mereka diingat anak cucu kita. Dan sejarah juga mencatat bagaimana pendahulu mereka mau dan rela berkorban demi untuk kemajuan desa meraka,”ungakapnya,

Galung bersabut, apa yang diharapkan masyarakat desa Sokoi mendapat aplus dari Bupati Pelalawan HM Harris. Beliau lansung berjanji akan secapatnya menbangun fasilitas umum sesuai dengan harapan masyarakat.

“Insakallah, mulai tahun depan akan kita lakukan uapaya pembangunan dermaga/pelabuhan serta kantor imigrasi,”ungkap HM Harris.

Dikatakan Bupati HM Harris lagi, cerita hibah ini bermuala saat kami dan rombongan Kepala Dinas Pemerintah Kabupaten Pelalawan melakukan kunjungan kerja selama dua hari di Kecamatan Kuala Kampa dan saat menyambangi Desa Sei Upih, Kecamatan Kuala Kampar warga menyodorkan surat tanah dan dilengkapi suarat keterangan hibah, disurat ini tertulis luas tanah seluas15 hektar dari  masyarakat Desa Sokoi Kecamatan Kuala Kampar.

Melalui tangan media ini, mencoba menanyakan kepada pimpinan tertinggi di Kabupaten Pelalawan untuk apa tanah ini selanjutnya oleh Pemerintah Kabupaten?, Saat itu Bupati lansung mengatakan disana akan dibangun sesuai dengan letak strategis daerah itu.

Yang perlu kita Aplus kata Pak Bupati, Masyarakat Desa Sokoi te;lah dengan ikhlas menghibahkan tanah seluas 15 hektar kepada Pemerintah Kabupaten. Oleh Pemkab, tanah tersebut dibuatkan apa dan dibagunun apa? Desak awak media ini.

“Oh ya, kata HM Harris, memang ada masyarakat Desa Sokoi, masing-masing atas nama bapak Suroso (64), H. Darwis (62) dan Rahman (64), serta sebagian lagi adalah tanah desa. Mereka telah menghibahkan tanahnya kepada pemerintah kabupaten. Tanah tersebut terletak di RT 01 RW 02 Dusun 2 Desa Sokoi dengan Luas lahan 800 x 200 meter. Saya sendiri telah kroscek posisi tanah tersebut letak memang sangat strategis, “Kata HM Harris

Kedepan, tanah tesebut akan dibuat dan dibangun apa? Awak media mengulang pertanyaanya

Gini kata HM Harris, Pertama-Pertama saya atas nama Pemerintah Kabupaten mengucapakan rasa terimakasih yang sebesarnya kepada masyarakat yang telah dengan ikhlas menghibah tanah mereka. Kami mendoakan apa yang dilakukan masyarakat, tidak saja di Sokoi ini, akan tetapi masyarakat semuanya, hendaknya di catat Allah SWT sebagai amal ibadah mereka didunia ini dan mendapat ganjaran pahala yang berlimpah di akhirat kelak, amin.

HM Harris juga mengharapkan, apa yang dilakukan mereka ini hendaknya dapat dijadikan contoh bagi masyarakat lain kiranya. Sejauh ini dibanyak tempat, masih banyak masyarakat menuntut ganti rugi/sagu hati kepada pemerintah bila tanahnya terkenah imbas dari pembangunan. Padahal sesuai dengan ketentuan hukum, Pemerintah tidak diperkenankan lagi membeli atau menganti rugi tanah. Kendati dilandasi dengan niat  untuk membangun berbagai fasilitas umum disitu.

Kemudian terkait hibah tanah di Sokoi, HM Harris telah memiliki gambaran apa sebaiknya di bangun disana.

Ia mengabarkan, mengingat letak dan posisi hamparan tanah berbatasan lansung kelaut, maka hal yang pertama tentu dibangun pelabuhan dermaga baik orang dan barang tentu dengan standar internasional. Kemudian juga kita set dermaga khusus peti kemas.

Disebabkan letak geografis wilayah desa Sokoi berbatas lansung dengan bibir laut Selat Malaka, (Jiran Malaysia-singapura) maka arus orang dan barang serta jasa tentu sangat meningkat. Maka disana juga sangat dimungkinkan untuk dibangun fasalitas kantor Imigrasi. Jalur laut ke dua negara itu hanya ditempuh sekira dua jam perjalanan laut.

Untuk mendukung itu semua, kata HM Harris, lajunya arus barang, jasa, orang (turis) yang akan masuk tentu dengan mempercepat peningkatan akses jalan lintas bono dan serta didukung lagi dengan sarana umu sebagai penujang pelabuhan ini.

Katakan saat ini ada jalan lintas bono (akses jalan provinsi), akses jalan ini memang sejauh ini belum rampung sebab bajet luar biasa besar dan postur tanah gambuk. Namun kita juga tidak tinggal diam, dengan mengandeng program Nawa Cita, kita telah buat gerakan baru dengan membangun rel kereta api dari Teluk Meranti-Sokoi (kira-kira 90 KM).

“Insakallah kita usahan ditahun depan, saat ini pihak Pekerjaan Umum (PU) telah melakukan kajian dan menghitung berapa besar anggaran yang dibutuhkan,”tuturnya. Seraya mengatakan  memang perlu ketekadtan dan kebulatan hati untuk membangun itu semua, namum saya optimis usaha ini akan berhasil menimal target kita 2019 nanti, hal ini bisa rampung.

“Tidak ada yang mustahil jika kita punya tekad dan niat ikhlas. Kemudian juga usaha ini harus didukung masyarakat luas tentunya,”harapnya.

“Saya diakuinya, kemanpuan keuangan daerah saat ini sangat mustahil  laksanakan pembangunan itu, namun kita tidak boleh menyerah begitu saja. Saya terus melakukan lobi-lobi keperintah pusat. Nah inilah salah satu alasan saya kenapa saya sering keluar daerah,”jelasnya.

“Saya punya pandangan, jika kalau kita menunggu saja di kabupaten, maka usaha untuk membangun daerah terasa amat berat dan sulit, sebab sekali lagi, kemampuan keuangan daerah sangat terbatas, saat ini, setelah pusat memangkas keuangan daerah sampai tiga kali, maka asusmsi APBD 2017 hanya di kisaran 1,6 T, dan hampir 80 persen adalah untuk biaya belanja pegawai, dana terbut juga belum tentu akan full masuk ke kas daerah, sebab kemungkinan ada lagi asumsi pemotongan jilid 4. Jadi memang kondisi keuangan serba kacau,”ujarnya lagi.

“Untuk itu, maka saya katankan, saya harus mencari langka dan upaya keluar daerah, tentunya dengan melakukan lobi-lobi keperintah pusat. Disini kita bangaimana cara meyakinkan pemerintah pusat, baik itu melalui dana dari kementerian-kementerian yang ada, bahkan lobi juga dilakukan sampai tangan Bapak Presiden sekalipun jika itu mengharuskan,”imbuhnya bernada optimis.

“Saya telah bisa buktikan hal ini, semisal setelah melakukan lobi-lobi, hasilnya pembangunan kawasan teknopolitan (tekno park) telah masuk pada progres pembangunan melalui Anggaran Pendapan Belanja Negara (APBN). Dan ini telah ada Perpresnya bersama 5 tekno park lainya. Kemudian tahun 2017 mulai direalisasikan dilapangan,’ujarnya.

Berangkat dari pengalaman ini, kenapa tidak kita coba gebrak lagi untuk pembangunan akses jalan bono, dan membangun dermaga level internasional, sekaligus membangun kantor imigrasi dengan pendekatan lagi dengan pemerintah pusat. Jadi memang tidak ada yang mustahil selagi kita mau berusaha kuat, tidak mudah menyerah, tutupnya. (Ap)

  • Bagikan