Arca Resi Agastya: Dipindah ke Museum tapi Balik Sendiri ke Tempat Semula

  • Bagikan

RIAUDETIL.COM -Ada cerita yang begitu dikenal jajaran pegawai di Pendopo Ronggohadinegoro (RHN) Kabupaten Blitar sampai sekarang. Yakni cerita sebuah arca yang kembali ke lokasi semula, setelah dipindahkan ke Museum Penataran.

Arca itu manifestasi dari Resi Agastya (Rsi Agastya) atau Siwa Mahaguru. Arca dengan tinggi sekitar 90 cm dan lebar 55 cm itu saat ini berada di sisi kanan atau barat Pendopo RHN. Sebuah bangunan beratap memayunginya dan dikelilingi pagar besi yang terkunci.

Konon, arca ini bersama 142 arca lainnya diamankan dengan cara dipindahkan ke Museum Penataran. Lokasi sekitar 20 km ke arah utara pendopo berdekatan dengan Candi Palah (Penataran). Namun hanya beberapa hari disimpan di sana, arca itu kembali lagi ke posisinya semula. Yakni di tengah kolam di sebelah kanan depan pendopo Ronggohadinegoro.

Fredi Rudianto (50), pegawai Kesbangpol Pemkab Blitar adalah satu di antara tujuh orang yang ditugaskan memindahkan arca-arca dari areal pendopo RHN. Yang memerintah adalah Bupati Blitar saat itu, Bambang Sukotjo (1996-2001), agar arca-arca purbakala itu diamankan di Museum Penataran di Kecamatan Nglegok.

Saat itu tahun 1998, Fredi masih bertugas Bagian Perekonomian Daerah yang menaungi benda-benda purbakala. Menurut Fredi, Kabag Perekonomian kala itu, Aji Pujono yang memerintah langsung Fredi mengangkat arca Resi Agastya menuju truk.

“Saat mengangkat arca yang satu ini, saya nggak kuat. Padahal arca-arca lainnya dengan enteng saya angkat menuju truk. Sampai Pak Aji, kabag saya waktu itu mengejek, masak arca segitu saja gak kuat ngangkat,” tutur Fredi kepada detikcom, Selasa (24/1/2021).

Lalu dipanggilah pegawai lain yang berperawakan tinggi besar untuk membantu. Fredi ingat betul, rekannya itu bernama Herman. Ketika Herman berusaha mengangkat sendiri, juga tidak kuat. Diangkat berdua, arca tak bergeming sesenti saja. Lalu mereka berinisiatif mengangkat memakai derek. Namun arca Rsi Agastya tetap tak bergerak dari tempatnya semula.

“Lalu ada pinisepuh pendopo diberitahu kesulitan kami. Kemudian ada beberapa syarat disiapkan sampai akhirnya arca ini berhasil kami angkat tanpa alat dan dibawa ke Museum Penataran,” ucapnya.

Proses pemindahan ratusan arca itu memakan waktu dari pagi sampai tengah malam. Ketika dirasa semua telah terkumpul, tujuh pegawai bagian perekonomian bersama petugas Museum Penataran menghitung jumlah total arca yang dipindahkan.

“Anehnya, masing-masing orang itu jumlahnya nggak ada yang sama. Kalau perasaan saya waktu itu 102 kurang satu. Tapi temen saya lain lagi jumlahnya,” ungkapnya.

Lebih misterius lagi, ketika Fredi kembali ke kantornya di areal pendopo RHN, arca Resi Agastya telah berada di posisinya semula! Di tengah kolam, sebelah kanan depan pendopo RHN. Tentu saja pemandangan ini tak serta merta membuat Fredi percaya. Didekatinya arca berwujud kakek berjenggot tebal segitiga runcing dan perut buncit itu.

“Lho inikan arca yang paling susah dipindah itu ya? Kok balik lagi kesini ? Saya lalu tanya ke semua teman saya. Mereka nggak ada yang tahu gimana prosesnya arca balik ke tempatnya semula. Hanya katanya, sesepuh pendopo bilang, arca itu mau balik ke sini. Dan cerita itu sampai sekarang jadi legendanya pegawai yang berdinas disini,” pungkasnya.***(detik.com)

  • Bagikan