Menparekraf Sandi Mau Berkantor di Bali

  • Bagikan

RIAUDETIL.COM – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno akan berkantor di Bali. Ia ingin meihat, dengar dan rasakan langsung pemulihan bidang yang diembannya.

Dalam siaran resminya, Minggu (24/1/2021), pandemi virus Corona berdampak langsung terhadap anjloknya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif nasional. Lebih dari 80 persen masyarakat Bali yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini pun berduka.

“Berkantor di Bali paling tidak sebulan sekali beberapa hari, ini berkantor bener ya, bukan berkunjung, tapi berkantor,” ungkap Sandi dalam webinar bertajuk ‘Merajut Tali Gagasan Bali Kembali dan Kebijakan Pemerintah Terhadap Keberlangsungan Pariwisata di Bali 2021’ pada Sabtu (23/1).

“Kalau saya berkantor di Bali itu paling tidak ada geliat yang dirasakan, dari segi perhatian, tambahan policy, menambah kemampuan saya menyampaikan juga kepada presiden dan wakil presiden dan lain sebagainya,” jelasnya.

Inisiatif tersebut katanya tengah dikaji secara komprehensif oleh jajarannya saat ini. Berkantor di Bali dianggap sangat perlu, karena dirinya masih mengadopsi prinsip percaya apabila melihat, mendengar dan merasakan langsung.

“Ini kita sedang coba finalkan, agar perhatian ini, seeing is believing. Kalau cuma ngomong-ngomong dari Jakarta-nggak ada di Bali, pasti nggak akan punya credibility,” jelas Sandi.

Berkantor di Bali, kata Sandi, juga dapat membuka ruang diskusi antara dirinya dengan pelaku usaha ataupun pemerhati sosial seperti Niluh Putu Ary Pertami Djelantik atau Mbok Niluh.

Kehadirannya di Bali pun diungkapkan Sandi dapat menepis istilah ABS atau ‘Asal Bapak Senang’. Namun, fakta sebenarnya berbanding terbalik dengan laporan yang didapatkannya.

“Saya bisa diundang jalan-jalan sama Mbok Niluh, kalau saya di Jakarta pasti susah. Tapi kalau saya berkantor di Bali, Mbok Niluh tinggal dateng ke kantor saya atau saya dateng ke tempat Mbok Niluh, terus kita jalan-jalan, kita lihat,” ungkap Sandi. .

“Saya sangat menikmati kalau kita langsung mendengar tanpa ada laporan dari staf Kementerian Pariwisata yang ‘asal bapak senang’. Saya pengalaman di pemerintahan, kadang-kadang laporan itu ‘bagus pak-bagus pak’, ‘gini-gini’, tapi begitu saya tanya ternyata nggak seperti itu,” jelasnya.

Walau begitu, Sandi tidak ingin mengambil keputusan Sepihak. Dirinya berharap ada masukan dari seluruh stake holder terkait gagasannya untuk berkantor di Bali.

“Nah ini inisiatif seperti ini (berkantor di daerah) sedang kita jalankan, justru ada 10-15 menit waktu saya, tapi saya ingin mendengar sih masukan yang lain untuk menyemangati kita,” ungkap Sandi mengakhiri pengantarnya dengan pantun.

“Pergi ke toko membeli roti, belinya di toko Mbok Niluh. Semua insan manusia ingin ke Bali, mari kita pulihkan pariwisata secara menyeluruh,” ujar Sandi berpantun.

“Beli kopi rasa robusta, makan berdua di Pantai Kuta. Yuk kita jaga kesehatan kita, mari berpariwisata dengan prokes ketat kita jalankan,” tutupnya.

Diskusi virtual itu turut dihadiri Gubernur Bali, I Wayan Koster, Kepala Pusat Pengkajian Ekowisata Universitas Warmadewa, Prof Dr Aron Meko Mbete, tokoh perempuan dan pemerhati UMKM, Niluh Putu Ary Pertami Djelantik dan sejumlah perwakilan Vox Point Indonesia.***(detik.com)

  • Bagikan