“Daripada Saya Mati di Rumah, Lebih Baik Saya Mati di Depan Istana…”

  • Bagikan

RIAUDETIL.COM – Tiga warga asal Mojokerto, Jawa Timur melakukan aksi di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (6/2/2020).

Ahmad Yani, Sugiantoro, dan Heru Prasetiyo ingin bertemu Presiden Joko Widodo mewakili warga desanya.

Mereka menuntut penutupan tambang pasirdan batu (sirtu) di Desa Lebakjabung, Kecamatan Jatirejo, melalui aksi berjalan kaki dari Mojokerto selama delapan hari sejak Minggu (26/1/2020).

Ketiganya tiba di Jakarta pada Sabtu (1/2/2020).

Yani dan kedua kawannya menegaskan tidak akan pulang sebelum bertemu dengan Presiden Jokowi. Ia bahkan rela mempertaruhkan nyawanya demi tuntutannya itu.

“Daripada saya mati di rumah, lebih baik saya mati di (depan) istana ini, akan lebih membanggakan anak istri,” tegas Yani.

Yani mengaku warga desa Lebakjabung merasa dijajah karena tidak memiliki ruang hidup di desanya sendiri.

“Kami merasa dijajah di sana, kami punya inovasi, kami punya kreasi di desa kami, tidak hanya sekedar dikasih uang kompensasi,” tutur Yani. 

Warga Desa Lebakjabung menolak penambangan batu andesit yang dilakukan perusahaan tambang CV Sumber Rejeki dan CV Rizky Abadi.

Penolakan itu terjadi karena lokasi pertambangan berada di hulu sungai dan kawasan hutan lindung. Hal tersebut dinilai akan merusak lingkungan dan mata air yang menjadi tumpuan warga desa sehari-hari.

Sampai tuntutannya tersampaikan, Yani dan kedua kawannya menegaskan tidak akan pulang dan akan menunggu di depan istana.

“Tetap disini, harus sampai bertemu Pak Jokowi. Kalau tidak ketemu Pak Jokowi, tentunya kami tidak akan berani pulang,” tukas Yani.***(kompas.com)

  • Bagikan