Jika Indonesia Lockdown, Interaksi Berubah Jadi Kontak Digital

  • Bagikan
Jika Indonesia Lockdown, Interaksi Berubah Jadi Kontak Digital (Foto: Agung Pambudhy/detikcom)

RIAUDETIL.COM – Sejumlah negara seperti Malaysia, Prancis, hingga Italia memutuskan untuk lockdown imbas merebaknya virus corona COVID-19. Jika Indonesia lockwdown, imbas ke teknologi seperti apa?

Seiring dengan meningkatnya jumlah orang yang terinfeksi corona, banyak yang mengusulkan agar Indonesia memberlakukan lockdown atau isolasi wilayah yang dinilai bisa menekan penyebaran COVID-19.

CEO Digital Forensic Indonesia (DFI) Ruby Alamsyah menuturkan dengan semakin berkurangnya mobilitas orang di depan publik dan aktivitas difokuskan dengan berdiam diri di dalam rumah, otomatis kegiatan-kegiatan yang tadinya membutuhkan kontak fisik berubah menjadi kontak digital.

“Semakin banyaknya orang yang berdiam di rumah otomatis akan semakin tingginya penggunaan internet dari rumah, baik untuk kebutuhan sehari-hari yang informal, ditambah lagi sekarang aktivitas internet untuk keperluan bekerja dari rumah maupun belajar dari rumah untuk para pelajar,” ujar Ruby kepada detikINET, Kamis (19/3/2020).

Ruby mengatakan bahwa para Internet Service Provider (ISP) harus memonitor layanan dan penggunaan para pelanggannya, agar kualitas internet yang diberikan tetap sama baiknya dengan saat lonjakan internet yang terjadi.

“Yang mana salah satu dengan meningkatkan kapasitas bandwidth yang sesuai,” kata Ruby.

Nada yang sama juga diucapkan Ketua Umum Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII) Andi Budimansyah bahwa ketika Indonesia lockdown, trafik data bakal melonjak karena perubahan kebiasaan pengguna yang makin banyak online.

Andi melihat kebijakan seperti work from home hingga belajar online yang ini diterapkan juga perlu diiringi dengan edukasi.

“Ini kan mendadak dari Minggu bahwa Senin kerja dari rumah, sekolah dari rumah. Butuh literasi kepada guru-guru, kantor, bagaimana tetap efektif kerja dari rumah,” ungkap Andi.

Bila pandemi COVID-19 ini berkepanjangan, ia melihat bahwa sektor teknologi tidak akan terlalu berdampak, khusus para ISP. Sektor manufaktur yang dinilai merasakan efek negatif dari merebaknya virus ini.

“Di manufaktur itu kan orang harus datang, bikin, sedangkan kita ini penggunaannya dari hasil manufaktur tersebut. Sehingga kalau kejadian ini berkepanjangan bisa terjadi kenaikan trafik internet di ISP,” jelasnya.

Selain layanan yang berkaitan dengan work from home dan belajar online, layanan seperti game online, streaming juga bakal tumbuh peminatnya di tengah pandemi COVID-19.***(detik.com)

  • Bagikan