Chep Hernawan Klaim WNI Eks ISIS Hidup Senang di Suriah-TIdak Ingin Pulang

  • Bagikan

RIAUDETIL.COM – Eks Presiden Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS) Regional Indonesia Chep Hermawan membuat berbagai pernyataan terkait polemik pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) eks ISIS. Dia menyebut WNI eks ISIS tidak ingin kembali pulang ke Indoensia. Selain itu Chep juga mengklaim para WNI eks pengikut ISIS itu hidup senang dan memiliki penghasilan yang besar selama berada di Suriah.

“Saya masih komunikasi, tapi tidak tiap hari. Dan mereka mengaku senang di sana, tidak ingin pulang. Penghasilannya besar, bisa kirim uang juga ke keluarga,” ujar Chep, Sabtu (15/2/2020).

Menurut Chep, eks ISIS kini sudah menguasai kilang minyak usai Amerika pergi dari negeri berkonflik tersebut. Meski hasil kilang minyak itu dibagi antara pemerintahan Suriah dan ISIS, pundi uang yang didapat tetap besar.

“Jadi untuk pemerintahnya di sana 70 persen dan untuk ISIS 30 persen dari hasil kilang minyak itu. Makanya sejahtera,” ucap Chep.

Bahkan, lanjut dia, para WNI eks ISIS bingung mencari penghasilan jika kembali di Tanah Air. Bagi mereka yang berpendidikan tinggi kemungkinan hanya mendapat pekerjaan dengan gaji paling besar RP 5 juta, dan untuk mereka yang tidak terlalu memiliki keterampilan mendapatkan gaji lebih kecil.

Sebab itu, Chep mengklaim, sekitar 700 WNI eks ISIS yang masih ada di Suriah merasa nyaman, betah, dan tidak kekurangan tempat tinggal atau penghasilan. “Kalau di sini misalnya ada yang jadi kuli bangunan, paling dapat penghasilan Rp 1,5 juta per bulan, yang sarjana atau insinyur paling besar Rp 5 juta,” katanya.

“Tapi di sana (Suriah) paling kecil mereka bisa kirim Rp 25 juta per bulan, makanya tidak benar jika ada yang mau pulang,” tutur Chep menambahkan.

Chep juga membantah bila WNI eks ISIS ini ingin kembali ke Tanah Air. Chep, yang sempat menjadi Presiden ISIS selama empat tahun, menyebut WNI para mantan kombatan atau yang masih tergabung dalam ISIS tidak ada yang ingin pulang ke Indonesia.

“Hoaks, tidak benar mereka ingin pulang. Mereka nyaman dan betah tinggal di sana. Mereka dapat penghasilan besar dan sejahtera di Suriah,” ucapnya.

Bahkan dia menduga isu pemulangan tersebut dibuat untuk pengalihan isu. “Awalnya siapa yang mengisukan mereka ingin pulang, dan siapa yang meramaikan. Bisa kita nilai sendiri,” ucap Chep menegaskan.

Chep juga menilai pemerintah dan berbagai pihak terlalu berlebihan dalam menilai dan menanggapi soal permasalahan ISIS. Apalagi, menurut dia, kepulangan WNI eks ISIS dikaitkan dengan potensi penyebaran paham radikal di Tahan Air hingga kemungkinan terjadinya bom bunuh diri.

“Tidak ada itu penyebaran paham radikal, mereka hanya warga yang memang ingin memperjuangkan dan ingin mati syahid. Karena bagi mereka ada dua pilihan, hidup mulia atau mati syahid,” tuturnya.

Dia menegaskan, siap menampung WNI eks ISIS yang benar-benar ingin pulang ke Indonesia. Sementara pemerintah Indonesia memastikan membatalkan rencana pemulangan WNI eks pengikut ISIS.

“Jika memang benar (ada yang ingin pulang), saya siap menampung kalau memang banyak yang menolak. Tapi kan itu jikalau ada yang pulang, tapi saya tidak yakin ada yang ingin. Karena mereka di sana hidup enak,” ujar Chep.***(detik.com)

  • Bagikan