Korban COVID 2019 Semakin Banyak, Harga CPO Ambles Lagi

  • Bagikan

RIAUDETIL.COM – Harga komoditas minyak sawit mentah (CPO) masih berada dalam tekanan. Kembali bertambahnya jumlah kasus virus corona secara signifikan dalam sehari menjadi sentimen negatif untuk harga CPO.

Data Refinitiv menunjukkan harga CPO kontrak di Bursa Malaysia Derivatif (BMD) turun 49 ringgit hari ini, Rabu (12/2/2020). Harga CPO berada di level RM 2.660 turun1,5% dibanding posisi penutupan perdagangan kemarin.

Dua faktor penyebab utama amblesnya harga CPO adalah pembatasan impor minyak sawit olahan oleh India dan merebaknya virus corona di China. Kedua negara merupakan pembeli terbesar untuk minyak nabati. Jadi wajar saja kondisi di kedua negara tersebut mempengaruhi harga CPO.

Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) kemarin merilis data bulanan minyak sawit Negeri Jiran. Hasilnya ekspor bulan Januari 2020 anjlok lebih dari 13%. Sementara menurut survei yang dilakukan oleh kargo surveyor, ekspor Malaysia 10 hari pertama bulan Februari diperkirakan anjlok 20% – 29,4% dibanding bulan sebelumnya.

Para trader mengatakan bahwa ekspor untuk bulan ini masih akan mengalami tekanan. Kondisi diperparah dengan kemungkinan kenaikan produksi pada bulan Februari.

“Data Asosiasi Penyuling Minyak Sawit di Semenanjung Malaysia Selatan (SSPOMA) menunjukkan pada 1-10 Februari produksi mengalami kenaikan” kata Anilkumar Bagani kepala riset Sunvin Group.

“Minyak sawit berada dalam tekanan dan ekspor Indonesia diperkirakan turun 25% dari bulan Desember” tambahnya.

Sementara itu, bank sentral Malaysia mengatakan merebaknya virus corona yang membuat ekspor minyak sawit Malaysia anjlok juga akan memukul perekonomian Malaysia untuk kuartal pertama tahun ini.

Virus corona yang kini dinamai COVID 2019 oleh WHO masih terus mengintai dan menelan korban baru. Menurut data John Hopkins CSSE, virus yang menyebabkan pneumonia ini telah menginfeksi 60.329 orang di dunia. Kasus paling banyak dilaporkan di China dengan 59.805 kasus.

Sebanyak 524 kasus sisanya dilaporkan di 27 negara dan di kapal pesiar Diamond Prince yang saat ini sedang dikarantina.

Kapal pesiar yang mengankut 2.666 dan 1.045 awak kapal yang berlayar sejak 20 Januari itu akan tetap dikarantina hingga 19 Februari nanti, melansir situs berita USA Today. Jumlah orang yang terinfeksi virus corona di kapal tersebut juga terus bertambah, update teranyar menunjukkan jumlahnya sudah ada 175 kasus.

Dalam sehari jumlah kasus bertambah lebih dari 14.000. Jumlah korban meninggal sampai hari ini mencapai 1.369 orang. Sebanyak 1.367 orang berasal dari China sedangkan dua kasus kematian lain dilaporkan di Hong Kong dan Filipina masing-masing satu kasus.

Wabah virus corona yang masih terus merebak dan belum bisa terkendali ini membuat pelaku pasar khawatir akan menurunkan permintaan terhadap minyak sawit mentah.***(CNBCindonesia.com)

  • Bagikan