Satu Tahun Kepemimpinan Gubernur Khofifah-Wagub Emil

  • Bagikan
RIAUDETIL.COM – Tak terasa usia kepemimpinan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak memasuki satu tahun. Tepatnya 13 Februari setahun yang lalu keduanya resmi dilantik sebagai Gubernur dan Wagub Jatim oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara Jakarta.Guna mendukung pemerintahan Khofifah-Emil yang ditajamkan lewat Nawa Bhakti Satya atau sembilan bakti bertujuan untuk memuliakan masyarakat Jatim. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menjelaskan, sembilan bhakti atau pengabdian diarahkan kepada terwujudnya Jatim yang mulia di mata dunia melalui pembangunan daya saing multi-sektoral dan multi-dimensi secara konteks global, mulia di mata rakyat dengan hadirnya pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat secara adil dan merata.

Menurutnya, salah satu poin yang penting dalam Nawa Bhakti Satya yaitu Jatim Kerja. Jatim Kerja bertujuan untuk memperluas lapangan pekerjaan dan membangun keunggulan ekonomi. Adapun program yang diusung dalam Jatim diantaranya Milenial Job Center (MJC), Dream Team Science Techno Park (STP), Belanja Inovasi Daerah (Belanova). Selain itu, juga ada East Java Super Coridor (EJSC).

MJC Ciptakan Ekosistem Kerja Baru bagi Milenial Jatim

Satu Tahun Kepemimpinan Gubernur Khofifah-Wagub EmilFoto: dok. Pemprov jawa Timur

Khusus untuk MJC, secara resmi, Gubernur Khofifah meresmikan pilot project program tersebut pada 27 Mei 2019 lalu di Gedung Negara Grahadi Surabaya. Peresmian MJC bersamaan dengan diresmikannya EJSC, serta Jatim Big Data Innitiative dan Easier.

Milenial Job Center (MJC) yang menjadi bagian dari program kerja Nawa Bhakti Satya Pemprov Jatim mendapat sambutan positif. Klien yang meminati MJC bukan hanya dari kalangan instansi pemerintah, tetapi juga perusahaan-perusahaan besar seperti Gojek, PT Santos Kopi Kapal Api, Kimia Farma, Bank Jatim, dan Hutama Karya.

Gubernur Khofifah mengatakan, Pemprov Jatim tidak main-main ketika memilih para mentor. Mereka yang terlibat adalah perusahaan yang sudah menunjukkantajinya pada bidang industri digital. Di antaranya adalah Gojek, Bukalapak, KLY, dan Good News From Indonesia. Selain itu, MJC juga telah memiliki klien yang siap bekerja dengan para talenta muda.

“Gak bisa kami cuma mempersiapkanskill-nya, kami juga harus mempersiapkan ekosistemnya. Nah, menyiapkan itu kami harus koordinasi dengan para klien, yaitu pelaku dunia usaha dan industri. Kemudian ada mentor, kemudian ada talenta yaitu anak-anak lulusan SMK atau S1,” kata Khofifah dalam keterangan tertulis.

“Ini kan program berjejaring supaya kami bisa dapat support. Kami juga berharap setelah mereka di-training rata-rata tiga bulan, nanti mereka bisa terkoneksi dengan dunia usaha dan dunia industri. Kami juga berharap para talenta tertular semangatnya oleh pelaku ekonomi digital yang sudah unicorn atau decacorn,” imbuhnya.

Lebih lanjut disampaikannya, MJC masuk di program kerja Bhakti 2 di Nawa Bhakti Satya, yaitu Jatim Kerja. MJC merupakan wadah pertukaran informasi dan jaringan di antara client-mentor-talent yang bertujuan untuk menciptakan ekosistem freelanceryang kompetitif dan kondusif di Jawa Timur.

Senada dengan Gubernur Khofifah, Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak mengatakan, MJC menjadi salah satu wadah guna menggodok para telenta muda yang memiliki minat bekerja di bidang industri ekonomi kreatif dan digital.

“Permasalahannya adalah mereka tidak punya karir dan tidak ada yang hearing. Sekalipun ada perusahaan yang merekrut mereka biasanya gak mau pakai jasa yang masih diragukan. Nah, melalui Milenial Job Center ini nanti para talent akan dilatih oleh mentor-mentor supaya bisa terjun ke dunia industri,” papar Emil.

Emil mengungkapkan, MJC menjadi terobosan baru dalam mengurangi angka pengangguran di provinsi paling timur di Pulau Jawa ini. Saat yang sama juga memberi akses bagi perusahaan di Jatim untuk mengakses tenaga profesional dalam meningkatkan daya saing di era digital.

“Sampai saat ini, selain 60 klien, Milenial Job Center juga sudah melibatkan 40 mentor dan 70 talent. Ada yang dari digital marketing, social media management, sound specialist, game developer, event organizer, web development, content creatorhingga travel dan photo blogger,” jelas Emil.

Pada Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim telah memberikan dukungan bagi MJC. Diantaranya, pelaksanaan project client oleh talent bagi 50 UMKM.

Program ini, juga didukung oleh Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jatim. Wakil Ketua Bidang Organisasi, Jamsos dan Pengupahan DPP APINDO Jatim, Johnson M. Simanjuntak menyatakan mendukung penuh program Milenial Job Center (MJC) yang diusung Khofifah-Emil.

“APINDO sangat mendukung Program Gubernur Khofifah-Wagub Emil Dardak terkait dengan Milenial Job Center (MJC). Ini membuktikan Pemrov Jatim berkomitmen dalam pengembangan UMKM yang menjadi roda penggerak perekonomian Jawa Timur,” kata dia.

Sekretaris DPW FSPMI Jawa Timur, Jazuli, juga mengatakan bahwa program Khofifah-Emil ini cukup efektif mengatasi kemiskinan dan pengangguran. Ia juga mengungkapkan terobosan-terobosan yang perlu ada di Jatim.

“Pada prinsipnya program yang telah dilakukan oleh Ibu Khofifah dan Bapak Emil Dardak cukup efektif dalam mengatasi kemiskinan dan pengangguran. Namun demikian perlu adanya sebuah terobosan dalam menghidupkan kembali Perusahaan BUMN yang ada di Jawa Timur agar bisa memberikan kesejahteraan di Jawa timur, seperti Pabrik Kertas LECES, Perusahaan Perkebunan Gula, Perusahaan Tekstil dan Perusahaan Baja dan lain-lain,” ungkapnya.

EJCS, Pelayanan Digital yang Mudahkan Masyarakat

Satu Tahun Kepemimpinan Gubernur Khofifah-Wagub EmilFoto: dok. Pemprov jawa Timur

Dalam menghadapi era ekonomi digital ini, Pemprov Jatim telah menyiapkan program transformasi digital. Diantaranya East Java Super Coridor (EJSC) yang hadir di lima Bakorwil yakni di Madiun, Jember, Bojonegoro, Pamekasan dan Malang. Program ini menjadi upaya untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.

Gubernur Khofifah memaparkan, dalam EJSC tersebut terdapat tempat layanan perizinan terpadu untuk 13 sektor, diantaranya pertanian, ESDM, kesehatan serta kelautan dan perikanan. Selain itu, dalam EJSC terdapat co-working space, ruang rapat, ruang pelatihan bagi IKM dan UKM, serta ruang promosi bagi para usahawan muda.

“Ini bagian kita men-support IKM dan UKM melalui fasilitas yang ada di EJSC. Tempatnya cukup representatif sehingga diharapkan dapat memfasilitasi para IKM dan UKM, mendorong investasi, menumbuhkan usaha baru, dan mengoptimalkan percepatan peluang usaha di Jatim,” kata Khofifah.

EJSC merupakan gagasan dari Gubernur Jatim,Khofifah Indar Parawansa, yang diharapkan menjadi pusat kegiatan masyarakat. Sebab, melalui EJSC ini diharapkan mampu menghadirkan kombinasi antara kehadiran fisik sebuah ekosistem yang membangun ekonomi kreatif dan ekonomi berbasis digital.

“Kita percaya data akan muncul dan bermanfaat kalau lebih dekat dengan urat nadi masyarakat. Bagaimana membawa urat nadi masyarakat lebih dekat dengan data? Kita harus membangun sebuah ekosistem,” pungkasnya.

Dari Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim men-support EJSC berupa pelatihan vokasional seperti pembuatan produk, pelatihan kewirausahaan, dan pelatihan vokasional lainnya. Pelatihan ini telah dilaksanakan oleh 3.260 orang. Pelaksanaan bekerjasama dengan 5 Bakorwil milik Pemprov Jatim dan dilaksanakan oleh Unit Kerja Bidang Produksi dan Restrukturisasi Usaha, serta UPT Pelatihan.

Sementara itu, Wagub Emil menjelaskan, ESJC ini akan memiliki fungsi antara lain menjadi pusat pengumpulan dan penyampaian data-data Pemprov Jatim, serta pusat pelayanan.

“Jadi siapapun yang mau tahu tentang Jawa Timur, datanya segala macam. Selain bisa mengakses dari internet, masyarakat bisa memperoleh informasi lebih lanjut dari EJSC. Karena selain melalui digital, tetap perlu face to face,” jelasnya.

Sebagai upaya menopang EJSC sebagai pusat kegiatan dan pelayanan masyarakat, lanjutnya, Pemprov Jatim menghadirkan sebuah konsep modifikasi mall pelayanan publik tingkat provinsi. Terdapat 13 dari 19 perizinan akan dilaksanakan di EJSC. Ditambah lagi mendapatkan dukungan dari instansi vertikal.

“Mudah-mudahan bisa menyediakan pusat informasi dan konsultasi. Seperti untuk Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI), Pemprov Jatim telah membahas dengan Kemenkumham. Selain itu BPOM, juga dengan organisasi seperti eksportir untuk informasi peluang-peluang ekspor,” tutur mantan Bupati Trenggalek ini.

(adv/Detik.com)

  • Bagikan