Lagi-lagi Penganiayaan Murid Pada Saat Jam Pelajaran, Terjadi di lnhu

  • Bagikan
RIAUDETIL.COM, RENGAT – Entah apa yang terjadi terhadap dunia pendidikan di Kabupaten lndragiri Hulu (lnhu), sehingga sering terjadi tindak kekerasan terhadap siswa pada saat jam pelajaran di sekolah sedang berjalan.
Setelah sempat dihebohkan dengan peristiwa penganiayaan yang dilakukan oleh senior terhadap junior yang terjadi disalah satu lembaga pendidikan, kejadian yang sama kembali terjadi disalah satu sekolah negeri di Kecamatan Batang Peranap, Kabupaten lnhu.
Dilansir dari salah satu media online, kejadian penganiayaan ini terjadi pada Jum’at (21/2/2020) di SDN 001 Pematang, Kecamatan Batang Peranap, dengan korbannya FFA (8) yang duduk dibangku kelas 3.
Korban dilempar dengan batu bata oleh temannya sendiri, akibatnya dahi korban mengalami luka dan mengeluarkan darah, ironisnya kejadian ini terjadi pada saat jam pelajaran berlangsung.
Menurut GS orangtua korban FFA, kejadian penganiayaan ini terjadi pada Jumat (21/02/2020) pagi ketika FFA tengah asyik menggambar, tiba-tiba salah satu siswa lain inisial (R) melempar bagian kepala dekat telinga FFA menggunakan Batu Bata hingga luka dan mengeluarkan darah.
Peristiwa ini cerita GS baru diketahuinya ketika hendak menjemput anaknya, dirinya berpasasan dengan anaknya menumpang pulang kepada salah seorang orangtua siswa lainnya, disitulah terungkap apa yang dialami anaknya disekolah.”Anak saya pulang sendiri kerumah setelah jam sekolah tutup, itupun menumpang pada orangtua siswa lain yang menjemput anaknya”, kata GS.

Tak puas dengan kejadian tersebut, GS langsung mendatangi sekolah untuk menanyakan respon dari pihak sekolah, disitu dijumpai masih ada salah seorang guru. Namun guru tersebut mengatakan besok Senin dibicarakan dengan kedua orangtua.

GS ngotot meminta agar hal ini dibicarakan pada Sabtu (22/2/2020), akhirnya disepakati dan diadakan pertemuan dengan orangtua pelaku, pihak sekolah dan dirinya.

“Dalam kesempatan itu didapat solusi bahwa orangtua pelaku menyanggupi separoh biaya perobatan anaknya,” ujar GS.

Namun yang membuatnya kesal dan tak terima adalah pihak sekolah seperti tifak peduli dengan apa yang telah menimpa anaknya dan terjadi disekolah saat jam pelajaran, hingga dirinya memindahkan anaknya ke sekolah lain ke SDN 004 Sukamaju Kecamatan Batang Peranap.

“Pihak sekolah lalai dan tak bertanggungjawab dengan kejadian tersebut, lingkungan sekolah adalah tempat belajar dan ada pengajar yaitu guru,” ujarnya lagi.

Apakah ini cerminan dunia pendidikan di negeri ini, seharusnya dengan kejadian tersebut guru atau pihak sekolah membawa anak berobat ke Puskesmas dan memberitahu orangtua. Kemana para guru, wali kelas maupun kepala sekolah, tanyanya.

GS berkata dengan kejadian ini dirinya tidak mengambil jalur hukum, saya masih menghargai pihak sekolah, tapi kesabaran ada batasnya. Mudah-mudahan ini kejadian terakhir, jangan ada kejadian serupa menimpa siswa lainnya, ucap GS.

“Saya mohon kepada instansi terkait yaitu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Inhu agar hal ini bisa dijadikan pelajaran dan meningkatkan pengawasan terhadap sekolah tersebut”, pinta GS.

Kejadian yang dialami anaknya ini bukan kali pertama, sudah sering terjadi kekerasan terhadap anak disekolah ini, namun baru kali ini terungkap dari cerita orangtua siswa lain setelah kejadian menimpa anak saya, tapi tetap saja pihak sekolah tidak tanggap, tidak bertanggungjawab.

Sejauh ini belum ada fihak sekolah yang dapat dihubungi untuk dimintai keterangan terkait hal ini. (man)

  • Bagikan