Gawat Virus Corona, Dolar Singapura Nyaris ke Bawah Rp 10.000

  • Bagikan

RIAUDETIL.COM – Nilai tukar dolar Singapura nyaris menembus ke bawah Rp 10.000/SG$ di awal perdagangan Senin (27/1/2020). Penyebaran virus corona memberikan sentimen negatif bagi mata uang Negeri Merlion ini.

Di awal perdagangan dolar Singapura sempat melemah 0,2% ke level Rp 10.010,33/SG$ yang merupakan level terlemah sejak Desember 2017. Setelah mencapai level tersebut, dolar Singapura bangkit dan menguat 0,15% ke level Rp 10.047,98/SG$ pada pukul 10:25 WIB di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Maklum saja, sejak perdagangan pertama 2020 hingga Jumat (24/1/2020) pekan lalu, dolar Singapura sudah melemah 2,8% melawan rupiah. Penurunan tajam tersebut ditambah kondisi pasar yang cemas akan penyebaran virus corona tentunya memicu aksi ambil untung (profit taking).

Virus corona yang berawal dari kota Wuhan China kini sudah menyebar ke negara-negara lainnya, dan Singapura salah satunya. Kementerian Kesehatan Singapura melaporkan sampai saat ini sudah ada 923 kasus yang diduga akibat virus corona, melansir Channel News Asia.

Singapura memang merupakan salah satu tujuan utama juga travel hub regional, sehingga rentan terdampak virus corona. Traveler dari China adalah yang terbesar berkunjung ke Singapura, mengutip Channel News Asia, di tahun 2016, ada 2,3 juta traveler dari China yang mengunjungi Singapura.

Sejauh ini virus corona sudah memakan 80 orang korban meninggal, dan menjangkiti lebih dari 2.000 orang. Selain Singapura, negara-negara yang juga melaporkan kasus virus corona adalah Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Vietnam, Nepal Prancis, Australia, AS, dan Kanada. Semua pasien tersebut pernah berpergian atau datang dari China.

Penyebaran virus corona juga dikhawatirkan dapat menekan pertumbuhan ekonomi China yang tentunya menyeret turun pertumbuhan ekonomi global, termasuk juga Singapura.

Perang dagang China dengan Amerika Serikat (AS) menjadi bukti bagaimana pelambatan ekonomi China pada tahun lalu berdampak pada pelambatan ekonomi Singapura, bahkan sempat terancam mengalami resesi.***(CNBC)

  • Bagikan