Raja Willem Minta Maaf, Golkar: Memaafkan Bukan Berarti Melupakan

  • Bagikan
Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily (Foto: dok. pribadi/detik.com)

RIAUDETIL.COM – Raja Belanda, Willem Alexander, meminta maaf atas kekerasan yang dilakukan negaranya kepada Indonesiadi zaman dulu. Partai Golkarmenilai permintaan maaf itu perlu diterima, namun bukan berarti melupakan.

Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan sikap Kerajaan Belanda untuk meminta maaf atas kekerasan yang terjadi setelah proklamasi Kemerdekaan Indonesia tentu harus kita terima dengan lapang dada. Menurutnya, peristiwa masa lalu itu, biarkan menjadi cerita kelam perjuangan kemerdekaan Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan kita.

“Tapi memaafkan bukan berarti melupakan. Forgiven not forgotten. Peristiwa itu, baik kolonialisme pra kemerdekaan dan pasca kemerdekaan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan menjadi catatan sejarah bangsa kita,” kata Ace kepada wartawan, Selasa (10/3/2020).

Ace mengatakan terpenting saat ini adalah bagaimana Indonesia dan Belanda bisa terus membangun hubungan baik. Menurutnya, hubungan baik antara kedua negara itu dalam rangka menghargai sesama bangsa yang berdaulat.

“Yang penting ke depan adalah bagaimana kita membangun hubungan yang baik, yang selama ini berjalan dengan baik dengan Belanda dalam kerangka saling menghormati dan menghargai sesama bangsa yang berdaulat dan saling menguntungkan antara kedua negara,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, Raja Belanda Willem Alexander menyampaikan permintaan maaf dan penyesalan Pemerintah Belanda kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Raja Willem bukan minta maaf atas kekerasan di masa penjajahan, namun untuk kekerasan yang terjadi setelah proklamasi.

Seperti diketahui, Belanda sempat menjajah Indonesia selama lebih dari 3,5 abad. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, masih terjadi peperangan dengan pihak Belanda dalam momen yang umum disebut sebagai Agresi Militer I dan II.

“Di tahun-tahun setelah diumumkannya Proklamasi, terjadi sebuah perpisahan yang menyakitkan dan mengakibatkan banyak korban jiwa. Selaras dengan pernyataan pemerintahan saya sebelumnya, saya ingin menyampaikan penyesalan saya dan permohonan maaf untuk kekerasan yang berlebihan dari pihak Belanda di tahun-tahun tersebut,” ujar Raja Willem di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/3).

Pidato Willem disampaikan dalam bahasa Inggris. Protokol Setpres lalu membagikan terjemahan pidato tersebut.

“Saya melakukan ini dengan kesadaran penuh bahwa rasa sakit dan kesedihan bagi keluarga-keluarga yang terdampak masih dirasakan sampai saat ini,” imbuh Raja Willem.***(detik.com)

  • Bagikan