CDO PT MASG Bantah Tudingan Adanya Bocoran Limbah Milik Perusahaan

  • Bagikan

RIAUDETIL.COM, RENGAT – Community Development Officer (CDO) PT Mustika Agung Sawit Gemilang (MASG) Zulkifli Panjaitan, S.Sos, MM membantah adanya tudingan yang mengatakan tentang adanya kebocoran limbah.

Hal ini menjawab tudingan ketua DPD LSM IPSK3E Inhu, Hadi Chandra sebagaimana dilansirnya di salah satu media online beberapa hari lalu, Jumat (1/5/2020).

Suatu hal yang mustahil dan tidak masuk diakal sehat jika dikatakan kolam limbah Pabrik Kelapa sawit (PKS) PT. MASG di Desa Simalinang Darat, Kecamatan Peranap, Kabupaten Inhu, Riau, merèmbes dan atau bocor hingga keluar ke mata air di areal kebun sawit warga.

“Mata air yang ada di kebun sawit Mulyadi (Mul Ayam) warga Peranap sudah ada sejak era penggalian tambang batubara di areal itu atau sebelum berdirinya PKS PT MASG mata air di kebun sawit Mulyadi itu sudah ada,” ujarnya.

Bahkan dirinya bersama-sama melakukan pengecekan ke lokasi mata air yang ada di lokasi kebun sawit milik Mulyadi dengan Hadi Chandra dan tokoh pemuda Peranap, Milli Taufiq pada Kamis (30/4/2020) kemarin.

“Ditemui air yang keluar dari mata air itu kondisinya jernih meski memang sedikit berbau tak sedap, bau itu timbul jika saat musim hujan, dan jika musim kemarau air yang keluar dari mata air itu jernih dan tidak berbau apapun,” jelasnya.

Dengan berbaunya air yang keluar dari mata air itu, Hadi Chandra langsung menuding bahwa air yang ada di màta air itu bau tak sedap akibat rembesan dan atau bocoran dari kolam limbah milik PKS PT. MASG.

“Hal itu suatu tudingan yang tidak masuk diakal yang sehat, artinya tudingan itu mereka reka, padahal tidak bisa membuktikannya,” ujar Zulkipli lagi.

Namun, setelah dilakukan pengecekan di sekitar areal mata air, terdapat puluhan tumpukan sampah yang sengaja diangkut oleh pemilik kebun sawit Mulyadi guna pemupukan kebun sawitnya yang luasannya sekitar puluhan hektar.

Tumpukan sampah itu berasal dari pasar peranap yang terdiri dari segala macam kotoran, dan dibuang secara bertumpuk tumpuk di areal kebun sawit Mulyadi, karena posisi tumpukan sampah di kebun sawit mulyadi itu diatas areal mata air, bisa jadi rembesan sampah tadi meresap dan mengalir ke mata air dimaksud.

Coba saja, ucap Zulkifli kepada sejumlah wartawan di Pematangreba,  jarak antara lokasi kolam limbah kita dengan mata air itu ada sekitar 1 KM, selanjutnya 100 m dari kolam limbah itu tepatnya di batas lahan Mulyadi sudah dibangun parit gajah yang lebarnya mencapai 10 M dengan kedalaman sekitar 5 M.

“Posisi kolam limbah jauh diatas kedalaman parit gajah, atau posisi parit gajah jauh dibawah kolam limbah, jika ada terjadi kebocoran dan atau rembesan terhadap kolam limbah, sudah otomatis air bocoran limbah dan atau air rembesan limbah menggenang di parit gajah,” ungkapnya.

Ditambahkannya, dibangunnya parit aliran dari mata air yang keluar secara terus menerus itu, merupakan permintaan Mulyadi pemilik kebun sawit yang berbatasan langsung dengan PT. MASG.

“Sebenarnya permohonan mulyadi untuk minta dibuatkan parit aliran dari mata air agar tidak berserakan kesana kemari itu, sekitar 3 bulan lalu, tapi baru kita kabulkan sekitar 2 minggu lalu,” tambahnya.

Kenapa demikian, sebab kita merasa khawatir jika dibuatkan parit aliran dari mata air itu, dikira kita ada macam macam terhadap mengalirnya air dari mata air tersebut, ternyata benar juga sebagaimana tudingan hadi chandra, kata zulkifli.

Sementara itu tokoh pemuda peranap, Milli Taufiq menambahkan, setelah melihat posisi dan kondisi mata air di areal kebun sawit milik mulyadi itu, tidak masuk diakal sehat kita bahwa membaunya air yang keluar dari mata air itu merupakan bocoran dan atau rembesan dari kolam limbah milik PKS PT. MASG.

Milli taufik juga akan menyampaikan kepada warga sekitar bahwa membaunya air yang keluar dari mata air itu bukan bocoran atau rembesan dari PKS PT. MASG, karena dilihat dari jarak kejauhan antara kolam limbah dengan posisi mata air mencapai sekitar 1 KM, yang juga dihadang dengan parit gajah yang begitu dalam. (Man)

  • Bagikan