Penolakan Jenazah Corona Berlanjut, MUI-Ahli Imbau Warga Tak Takut

  • Bagikan
Ilustrasi (Foto: ANTARA FOTO/M N Kanwa)

RIAUDETIL.COM – Fenomena penolakan warga terhadap pemakaman jenazah pasien virus Corona(COVID-19) yang terjadi di sejumlah daerah terus berlanjut. Majelis Ulama Indonesia(MUI) dan ahli kesehatan meminta warga tak perlu takut karena dalam pengurusan jenazah pasien Corona telah memiliki protokol agar tidak terjadi penularan.

MUI menilai kewaspadaan dan kekhawatiran atas penularan virus Corona (COVID-19) memang penting. Namun kekhawatiran itu harus disertai dengan pemahaman secara utuh, terutama dalam pengurusan jenazah pasien Corona.

“Jangan sampai akibat kekhawatiran kita, minus pengetahuan yang memadai kemudian kita berdosa karena tidak menunaikan kewajiban atas hak jenazah dengan melakukan penolakan pemakaman. Ini berarti dosa dua kali. Dosa pertama tidak menunaikan kewajiban atas jenazah dan kemudian menghalang-halangi pelaksanaan penunaian terhadap kewajiban terhadap jenazah,’ ujar Niam dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Pusat yang disiarkan lewat channel YouTube BNPB Indonesia, Sabtu (4/4/2020).

Dia menuturkan dalam mengurus jenazah pasien Corona ada hak-hak yang harus dipenuhi mulai dari memandikan, mengkafani, mensalatkan, hingga penguburan sebagaimana ketentuan agama. Akan tetapi, kata dia, protokol-protokol kesehatan perlu juga diperhatikan.

“Mulai dari memandikan, proses memandikan tidak harus dilepas baju. Proses memandikan jika mungkin dilakukan, dilakukan proses pengucuran air keseluruhan tubuh. Tapi juga (jika) tidak memungkinkan, agama memberikan kelonggaran dengan cara ditayamumkan,” katanya.

Lebih jauh, dia mengatakan jika tidak memungkinkan juga untuk ditayamumkan dengan mempertimbangkan keamanan kesehatan bagi yang mengurus jenazah tersebut bisa langsung dikafani.

Menurutnya, dalam mengkafani ada ketentuan perlu menutup seluruh tubuh jenazah. Tetapi pada saat yang sama bisa dilakukan proteksi dengan plastik yang tak tembus air bahkan dalam batas tertentu kemudian dimasukkan ke dalam peti.

“Setelah itu proses pensalatan. Dipastikan tempat yang dilaksanakan untuk kepentingan salat itu suci dan juga aman dari proses penularan. Dilaksanakan oleh minimal satu orang Muslim,” katanya.

Sementara itu, anggapan masyarakat terkait jenazah pasien Corona yang telah dikuburkan dapat menularkan virus dibantah oleh ahli kesehatan. Ahli kesehatan sekaligus Dirut Rumah Sakit Jakarta Sukapura, Umi Sjarqiah, meyakinkan masyarakat bahwa anggapan itu tidak benar.

“Sekali lagi saya tekankan, jenazah (penderita virus Corona) yang sudah dikubur tidak akan menularkan virus,” kata Sjarqiah dalam konferensi pers yang disiarkan akun YouTube BNPB, Sabtu (4/4).

Dia mengatakan ada beberapa hal yang harus dihindari terkait penanganan jenazah penderita virus Corona. Sjarqiah mengungkapkan masyarakat harus menghindari kontak dengan cairan tubuh jenazah yang keluar dari mulut, hidung, mata, anus, kemaluan, maupun luka-luka di kulit jenazah.

“Kemudian, bungkus jenazah dengan plastik, lalu kain kafan, lalu plastik lagi, kemudian kantong jenazah, dan kemudian peti. Itu hal yang harus diketahui masyarakat,” katanya.

Umi Sjarqiah juga mengingatkan petugas penanganan jenazah harus segera melakukan disinfeksi diri dan memakai APD. Dia memastikan, jika semua prosedur tersebut dilakukan, penularan virus tidak akan terjadi.

“Perlindungan diri yang benar bagi petugas pengelola jenazah, disinfeksi diri, dan APD setelah penanganan. Jadi Bapak-Ibu nggak usah khawatir. Kalau semua hal itu sudah dilakukan, insyaallah aman,” imbuhnya.

Karena itu, Umi Sjarqiah meminta masyarakat tidak panik, bahkan melakukan penolakan kepada jenazah COVID-19. Dia mengimbau masyarakat tetap memberikan penghormatan yang layak bagi warga yang meninggal akibat COVID-19.

“Jangan khawatir dan jangan panik, apalagi sampai melakukan penolakan pemakaman. Terpenting, lakukan perlindungan diri yang benar, gunakan APD yang baik terus, dan siarkan tentang edukasi ini ke masyarakat. Jadi jangan tolak jenazah pasien COVID-19. Pasien COVID-19 itu juga saudara kita dan Bapak-Ibu. Juga penghormatan harus kita berikan dengan baik,” pungkasnya.***(detik.com)

  • Bagikan