Zonasi PPDB SMA di Pangkalan Kerinci Masih Dipertanyakan, Sistem Ranking Jarak Menentukan

  • Bagikan

Pelalawan,riaudetil.com – Sistem Zonasi dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) di Ibukota Pangkalan Kerinci masih dipertanyakan sejumlah warga. Salah satunya dari alumni pertama SMAN 1 Pangkalan Kerinci tahun 90 – an Tarmizi, SE.

” Saya masih mempertanyakan soal zonasi terkait jarak yang ditentukan untuk SMA di Pangkalan Kerinci. Cobtohnya untuk warga Simpang Kualo seharusnya masuk dalam zonasi SMA 1 Pangkalan Kerinci karena dinilai lebih dekat jaraknya sekira 3,5 KM dibandingkan jika masuk zona SMA 2 dan SMA Bernas yang berjarak sekira 5 KM, ” ucapnya.

Tarmizi yang juga disapa yunk mizi ini menyampaikan agar pihak Propinsi cermat menanggapi masalah zonasi. ” Kita hanya minta jika jarak itu diranking dan betul – betul diterapkan.Kita kan di pangkalan Kerinci ini cuma ada 3 SMA dan 1 SMK. Kalau betul – betul masalah zonasi bisa menyelesaikan daya tampung sekolah harus betul – betul dilaksanakan,” paparnya.

Terpisah Kepala Cabang (Kacab) Dinas Pendidikan Provinsi Riau di Kabupaten Pelalawan Ilham Hidayat kepada riaudetil. com menyampaikan bahwa sekolah harus lebih mengutamakan anak-anak yang tempat tinggalnya dekat dengan sekolah. Dimana sistem Zonasi menerapkan kriteria 80 persen untuk anak yang tinggalnya dekat dengan sekolah, 15 persen untuk siswa yang berprestasi atau rangking, dan 5 persen untuk anak yang berasal dari orang tua pindah tempat tinggal.

” Terakhir Kita tidak berpedoman dengan jarak zonasi yang SMA 1 berjarak 500 meter, SMA 2 berjarak 2000 meter,Bernas 2000 meter dan SMK yang memang tak ada jarak zonasinya. Silahkan mendaftar namun tetap sistem ranking jarak yang akan menentukan, ” bebernya.

Dijelaskan Ilham, terkait sistem zonasi ini masyarakat banyak salah persepsi, pengertian zonasi ini dimana rengkingnya yang diterima itu radius yang lebih dekat dengan sekolah itu yang bakal diterima atau diutamakan. Jadi yang radiusnya lebih dekat ke sekolah itu rangkaingnya atau peluangnya untuk diterima disekolah tersebut itu lebih besar.

“Misalnya jarak tempat tinggal dengan sekolah hanya 10 meter, itu wajib diterima atau di prioritaskan oleh sekolah tersebut. Jadi sekarang rangking itu melalui jarak bukan melalui ujian nasional lagi. Itu kuotanya untuk 80 persen zonasi tadi”, terang Ilham.

Masyarakat selalu mempertanyakan, lanjut Ilham, kami tidak masuk zona, selagi itu radiusnya masih dekat dengan sekolah pasti ditampung oleh sekolah. Tapi diutamakan atau dirangking berdasarkan jarak antara rumah tempat tinggal dengan sekolah. Jadi kalau nanti dilapangan ada kepala sekolah yang tidak menerima, misalnya ada aduan masyarakat bahwa jarak rumahnya dengan sekolah hanya 200 meter, tapi tidak diterima oleh sekolah, itu bisa kita pertanyakan ke pihak sekolah.

“Untuk kuota yang 15 persen itu untuk jalur prestasi berdasarkan rangking ujian nasional, dan yang 5 persen lagi itu untuk yang orang tuanya pindah tugas, seperti TNI, Polri, ASN, atau pegawai BUMN, dengan syarat melampirkan surat tugas orang tuanya, sesuai Permendikbud”, terangnya.

Ilham menambahkankan, selagi kuotanya masih terpenuhi itu akan ditampung oleh sekolah. “Se Pelalawan pun kalau kuotanya masih terpenuhi itu di kaper oleh sekolah. Zonasi itu tidak bicara antara Kabupaten lagi, bagi anak yang tinggal di luar Kabupaten  dan mau masuk SMA 1, kalau masih ada kuotanya itu masih bisa diterima. Selagi kuotanya masih terpenuhi zonasi jarak itu tidak menjadi masalah. Intinya sistem zonasi ini sekolah harus memprioritaskan peserta didik yang tempat tinggalnya lebih dekat dengan sekolah”, pungkas Ilham.

Dan perlu diketahui, untuk pendaftaran  penerimaan peserta didik baru tingkat SMA itu mengunakan sistem Online, dimana disitu dicantumkan data tempat tinggal sesuai dengan yang tertera di Kartu Keluarga (KK) , jadi begitu peserta didik melakukan pendaftaran dengan sendirinya akan terpantau langsung di Dinas Pendidikan Provinsi berapa jarak tempuh dari rumah ke sekolah.

Ilham berharap baik pihak Pemerintah Kabupaten maupun Propinsi agar menambah unit baru sekolah atau menambah rombongan belajar.  ” Kita memang di Pelalawan kekurangan sekolah. Kalau untuk penambahan rombel besar kemungkinan bisa ditambah di Bernas.Kita berharap ini menjadi perhatian Kita bersama,” tukasnya.  (ZoelGomes)

  • Bagikan