Mentan : Yang Ngomong Harga Pangan Naik Harus Pakai Data

  • Bagikan

Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman selama empat tahun terakhir ini membuat gebrakan baru di sektor pertanian. Hal ini berbuah manis, yakni menurunkan impor dan meningkatkan ekspor. Salah satunya ekspor jagung.

Amran menceritakan bahwa saat menjabat seorang Menteri, banyak regulasi terkait ekspor dan impor disalahgunakan oknum pegawai. Maka itu, dirinya langsung mengubah pegawai agar memberikan kesejahteraan kepada petani.

“Dulu ngurus izin ekspor butuh waktu tiga bulan dan investasi bisa bertahun-tahun. Namun sekarang hanya tiga jam dengan menggunakan sistem online yakni Online Single Submission (OSS), jadi mudah,” ujarnya saat berbincang dengan Okezone, Selasa (12/2/2019).

Amran meminta agar sektor pangan ini jangan dipolitisasi, karena sudah divalidasi oleh BPS bahwa inflasi sektor pangan 1,26% yang sebelumnya itu 10%, sehingga ekspor naik dari 2013-2018 mencapai 29%. Dan pada saat bulan puasa tahun lalu harga pangan sangat stabil.

“Jadi, jangan katakan harga pangan tinggi, apabila yang ngomong itu, satu atau dua orang, namun harus berdasarkan data itu yang penting,” tuturnya.

Dia menuturkan, Kementan saat ini sudah melakukan ekspor jagung dan manggis. Dan saat ini Kementan fokus ekspor pada rempah-rempah khususnya kopi. Pasalnya kopi Indonesia dulu di ekspor.

“Maka itu, kami ingin mengembalikan kopi untuk ekspor. Untuk rempah-rempah ini kami anggarkan Rp5 triliun, agar bisa produktivitasnya bisa sampai tinggi 3-5 ton sampai 10 tahun ke depan,” katanya.

Dia menambahkan, kopi Indonesia ini sudah dikenal di berbagai negara. Bahkan, dirinya pernah bertemu dengan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Bill Clinton dan mengenang kopi Indonesia. [TR007/okezone.com]

  • Bagikan