Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Tidak Melupakan Sejarah, Muda Berkarya Tua Berjasa

  • Bagikan

RIAUDETIL.COM,BENGKALIS – Kegiatan Malam Kenduri Kenegaraan dalam rangka HUT Kemerdekaan RI ke-72 tahun 2017 yang ditaja Ikatan Pemuda Dusun Dua (IPDA) Desa Pedekik Kecamatan Bengkalis pada Sabtu (19/8/2017) kemarin adalah untuk mendoakan para pahlawan pejuang 49.

Hal ini sebagai mana disampaikan Farhan konseptor Malam Kenduri Kenegaraan yang dilaksanakan pertama kali pada 2016 silam kepada Koranriau.net, Minggu (20/8/2017) siang. “Dalam hal ini kita mendoakan para pahlawan pejuang 49 Agresi Belanda II dan mendo’akan para pahlawan perjuangan nasional lainnya. Nama-nama pejuang ini sudah dirilis. Yang kedua, tujuannya tentunya ini bisa dijadikan khazanah budaya. Jadi perayaan 17 Agustus itu tidak hanya euphoria semata tapi mendoakan para pahlawan. Kemudian tujuan acara ini adalah kita ingin mengangkat kembali sejarah dan cerita perjuangan Pedekik pada perang Agresi tadi. Saat ini mungkin Pemerintah Kabupaten Bengkalis telah lupa bahwa Perjuangan Pedekik adalah memang nyata sebagai Desa perjuangan,” tutur MD Farhan.

Ikatan Pemuda Dusun Dua (IPDA) Desa Pedekik telah memberikan sebuah buku rangkuman sejarah, “Buku ini merupakan sumbangsih pemikiran pemuda kepada Pemerintah Desa Pedekik. Dan juga kami memberikan kepada tamu undangan lainnya pada malam acara Malam Kenduri Kenegaraan kemarin, juga kepada beberapa kepala desa terpilih yang masih ada kaitan sejarah dengan Desa Pedekik. Kami berharap kepada Kepala Desa Pedekik yang terpilih dan kepala-kepala desa terpilih lainnya bisa menyumbangkan masukan sejarah yang masih kurang dalam buku ini sehingga pemerintah daerah mendapatkan satu informasi penting,” harap Farhan bersama pemuda lainnya.

Tapak-tapak sejarah peninggalan pejuang itu memang jelas ada di Desa Pedekik. “Dari itu, nanti kita akan visualkan beberapa tahapan sejarah, kemudian pada Malam Kenduri Kenegaraan kemarin telah kita lihat kan juga beberapa alat perang yang kita temuka. Alat perang ini dulu pernah digunakan oleh pejuang untuk melawan Belanda,” tambahnya.

“Nama-nama pejuang ini bukan hanya kita ambil dari Pedekik tapi ada juga dari desa-desa lain, contohnya Abu Samah. Beliau pejuang yang sekarang zuriatnya berada di Desa Pangkalan Batang. Kedua, M Tayib, Haji Abas, H Abdul Aziz, Haji Muchtar dan Mbah Ikhsan dari Desa Pedekik. Selanjutnya, Kyai Haji Ilham Bulqin dari Pasiran, kemudian Mbah Buang dari Selat Baru, Kecamatan Bantan.

“ini sudah representative. Menurut kami, untuk mewakili para pejuang yang hari ini mungkin gerilya perjuangan mereka itu dari Selat Baru sampai ke Simpang Ayam ini diangkat. Karena dari cerita sejarah yang telah dijelaskan kepada kami bahwa pejuang-pejuang ini memang ada perang gerilya Belanda II itu dengan wilayah perang mereka yaitu dari Selat Baru kemudian ke Pasiran, Resam kemudian puncak perangnya itu berada di Desa Pedekik yang disebut dengan pasukan fisabilillah. Selain itu, ada perang Sosoh, dan puncaknya itu di Desa Pedekik,” terang Farhan panjang lebar.

“Kami berharap, pernyataan Bupati Bengkalis melalui asisten Administrasi Umum Pak H TS Ilyas dapat direalisasikan secepatnya untuk pembangunan Museum Perjuangan di Desa Pedekik. Dan acara Malam Kenduri Kenegaraan ini dipatenkan sehingga tidak hanya untuk Desa Pedekik saja tapi untuk seluruh masyarakat Kabupaten Bengkalis,” tutup Farhan penuh harap. (KRN***)

  • Bagikan