Hasil Polling Hutan Suaka Margasatwa Kerumutan Rendah 3,2 Persen di API 2019.Ayo Vote Klik API (Spasi) 9I Kirim ke 99386

  • Bagikan

Pelalawan, riaudetil.com – Suatu kebanggan bagi masyarakat Kabupaten Pelalawan, destinasi wisatanya yakni Hutan Suaka Margasatwa Kerumutan menjadi salah satu dari 7 kategori nominasi asal Propinsi Riau yang mengikuti ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) tahun 2019.

Hanya saja, dari data perolehan suara sementara hingga 31 Juli 2019 lalu, Hutan Suaka Margasatwa Kerumutan Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau yang masuk kategori ekowisata terpopuler hanya bertengger di posisi 6 dengan dengan 3,2 persen. Sementara Mangroove Forest Park Kota Langsa bertengger di posisi pertama dengan 54,8 persen dan posisi buncit yakni posisi 10 yakni Hutan Meranti Putih Kabupaten Kotabaru yang masih 0,0 persen. Kategori ekowisata terpopuler diisi 10 tempat wisata.

Menyikapi hal ini, Andi Yuliandri,S.Kom Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Pelalawan meminta masyarakat Pelalawan untuk vote Hutan Suaka Margasatwa Kerumutan  melalui short message service (SMS) dan YouTube atau download APP.

Caranya, sambung Andi, untuk sms ketik API (spasi) 9I kirim ke 99386.Untuk You Tube buka channel #APIaward2019 suscribe pilih video & like (love)  atau download APP #APIaward pilih nominasi & like (love).

” Vote sebanyak – banyak agar Hutan Margasatwa Kerumutan Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau menjadi ekowisata terpopuler tahun 2019 ini.Panitia API menggelar voting dimulai 1 Juni lalu sampai dengan 31 Oktober 2019 mendatang untuk menentukan pemenangnya.Pada tahun 2017 lalu Kita berhasil meraih penghargaan API melalui Wisata Bono kategori tempat berselancar terpopuler.Hutan Suaka Margasatwa Kerumutan sangat potensial menjadi destinasi wisata terbaik di Indonesia,” paparnya.

Untuk diketahui, Kabupaten Pelalawan memiliki hutan alami yang masih berfungsi sebagai suaka margasatwa di kabupaten tersebut. Salah satunya adalah yang ada di Kecamatan Kerumutan, Kabupaten Pelalawan. Hutan tersebut dikenal dengan nama hutan suaka margasatwa Kerumutan. Luasnya sekitar 93.222.20 hektare, dan merupakan hutan perawan yang masih dihuni oleh flora dan fauna yang dilindungi. Terdapat cukup banyak tanaman flora tropis dan juga fauna hutan tropis yang mendiami hutan ini. Di antara fauna unik dan khas yang bisa ditemukan di hutan ini adalah Meranti, Punak, Rengas, Perupuk, Nipah, dan Pandan. Sementara untuk fauna di antaranya kuntul putih, monyet, Ikan Arwana, Owa dan Itik Liar, beruang madu, harimau sumatera dan enggang.

Hutan Kerumutan tersebut merupakan hutan yang berada di dataran rendah. Hutan ini terbagi dalam tiga kawasan, yakni kawasan inti (swaka margasatwa) dengan luas seluas 93.223 ha, kawasan lindung gambut seluas seluas 52.213 ha dan kawasan bukan inti yang merupakan penyelamatan ekosistem hutan rawa gambut dengan luas 1.176.734 ha.

Pada tahun 2009, kawasan hutan ini telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai cagar biosfer dunia. Kawasannya terdiri dari 75% rawa gambut, dan 25% rawa kering. Kawasan hutan ini menjadi salah satu hutan lindung yang dibutuhkan oleh bumi, bukan hanya untuk Riau dengan kondisi cuaca yang memang panas.

Untuk menikmati keindahan pemandangan Hutan Kerumutan, idealnya dengan menyusuri sungai yang membelah di Kerumutan. Dengan menggunakan speed boat, pengunjung akan bisa menyaksikan pemandangan yang asri. Hutan yang masih hijau, air sungai yang jernih dan pemandangan satwa yang mungkin akan terlihat di sebagian kawasan hutan.

Destinasi wisata ini menjadi lokasi yang menantang bagi para pecinta alam. Mengambil spot terindah di atas speed boat dengan latar belakang pemandangan hutan yang hijau dan air sungai yang tenang dan jernih merupakan hal menarik yang bisa Anda coba. Waktu yang ideal untuk menyusuri sungai tersebut adalah di pagi hari sekitar pukul 7 pagi. Pada pagi hari, cuaca belum panas dan pengunjung bisa mendengarkan suara aneka satwa di hutan tersebut. Seperti suara monyet, burung, yang akan menambah keeksotikan suasana di tengah deburan air sungai yang terpacu perahu.

Seperti wisata air pada umumnya, menyusuri sungai ini selama satu jam juga akan memberikan efek perut cepat lapar dan keroncongan. Terlebih lagi jika Anda menyusurinya di pagi hari. Menikmati sarapan di atas perahu akan menjadi hal menarik yang bisa dilakukan pengunjung di tempat ini. Pada bagian tepian sungai juga terdapat perahu-perahu kecil, rumah penduduk dan tanaman-tanaman yang tumbuh di air yang akan membuat pemandangan menjadi lebih indah. Para fotografer menjadikan lokasi ini sebagai destinasi pengambilan gambar yang menarik. Uniknya lagi, Anda bisa mengayuh perahu atau speed boat di tengah air yang kanan kirinya berdiri batang-batang pohon yang rindang. Suasana teduh dan benar-benar bisa dinikmati sebagai pemandangan sungai dan hutan yang alami. (ZoelGomes)

  • Bagikan