Calon Kades Bonai Akui Bayar Uang Pendaftaran Rp20 Juta ke Panitia Pilkades

  • Bagikan

RIAUDETIL.COM,Rokan Hulu – Dugaan pungutan liar (Pungli) di Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Bonai, Kecamatan Bonai Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), dilakukan Panitia Pilkades terungkap fakta baru.

Karena selain harus membayar Rp 20 juta, ketiga calon Kepala Desa (Kades) Bonai‎, yakni Harpani, Harmaini, dan Hermanto, melalui Kuasa Hukumnya Indra Ramos menyatakan bila ketiga kliennya telah membayar uang pendaftaran sebesar Rp 20 juta ke Panitia Pilkades Bonai.

Tegas Indra, sebenarnya tidak adalagi uang pendaftaran dikenakan kepada calon Kades yang akan mengikuti Pilkades serentak gelombang II pada 12 Desember 2018, sebab seluruh biaya sudah ditanggung di APBD Rohul tahun anggaran 2018.

Salah seorang Calon Kades Bonai Harpani mengakui, dirinya ikut membayar Rp20 juta ke Panitia Pilkades karena tidak tahu bila seluruh biaya Pilkades telah dibiayai oleh pemerintah daerah.

Wanita Calan kades tersebut terpaksa membayar, karena untuk dapatkan rekomendasi dari Panitia Pilkades Bonai. Selain itu, Harpani juga mengeluarkan uang Rp 2 juta untuk‎ mengurus rekomendasi dari ninik mamak, termasuk Rp500 ribu untuk uang transport mobilisasi pemilih yang dilakukan panitia.

Sementara itu, Calon Kades Bonai terpilih, Rais AM mengakui, terkait masalah uang pungutan pendaftaran tidak tahu menahu. tetapi akhirnya diakuinya dirinya ikut membayar uang pembayaran Rp20 juta, namun tidak ada paksaan dari Panitia Pilkades Bonai.

“Kalau kesepakatan ada itu tidak dipaksa,” kata Rais.

“Disitu ada kesepakatan bersama, katanya tadi itu bilang kalau tidak ada uang Rp22 juta katanya tidak bisa (mendaftar calon Kades) semuanya itu bohong,” ungkap Rais, dan mengaku sudah sangat merindukan segera dilantik sebagai Kades Bonai terpilih.

‎Dimana sebelumnya saat dikonfirmasi usai pleno di halaman Kantor Satpol PP dan Damkar Rohul di Pasir Pangaraian, Senin (11/2/2019) sore, Ketua Panitia Pilkades Bonai Irwan Sayup membantah, bila panitia‎ lakukan pungutan Rp20 juta sebagai uang pendaftaran dan uang Rp500 ribu sebagai uang untuk jemput pemilih kepada tiga calon Kades.

Irwan Sayup mengakui, sesuai informasi dan peraturan yang ada, panitia tidak pernah melakukan pungutan ataupun uang pendaftaran kepada calon Kades.

“Bila nantinya ada a kesalahan ataupun kecurangan dari pihak panitia silahkan digugat, sesuai dengan jalur hukum yang ada‎. Ya sesuai bukti-bukti di lapangan,” ujarnya,

Ketika ditanya biaya Rp2 juta yang harus dibayarkan calon Kades, Irwan mengakui, soal biaya ninik mamak tidak ada kaitannya dengan Panitia Pilkades Bonai.

“Biaya ninik mamak tidak ada kaitannya dengan panitia. Karena itu mungkin ranah daripada lembaga adat ataupun ninik mamak, mungkin aja itu adalah itu untuk masalah lainnya,” jelasnya.

“Kami tidak menerima uang itu,” sebut Irwan Sayup.

‎kemudian Prasetyo, anggota Pilkades‎ tingkat kabupaten sekaligus Sekretaris Dinas PMPD Rohul mengaku baru mendapat informasi dan akan kroscek kembali ke Panitia Pilkades Bonai.‎

“Nantinya kita akan kroscek kembali ke panitia,” ucap Prasetyo.

Pleno Pilkades Bonai Sempat Ricuh

Pada pelaksanaan pleno perhitungan suara Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Bonai Kecamatan Bonai Darussalam di halaman Kantor Satpol PP dan Damkar Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) sempat ricuh pada Senin (11/2/2019) sore.

Ricuhnya plena setelah adanya protes dari Harpani, yang merupakan calon Kades Bonai yang kalah didampingi kuasa hukumnya‎ Indra Ramos. Mereka tolak lakukan pembukaan kotak dan dilakukan perhitungan suara ulang di enam TPS saat Pilkades serentak gelombang II pada 12 Desember 2018 lalu.

Bahkan sempat terjadi adu mulut salah seorang calon Kades Bonai yang kalah, dengan Panitia Pilkades. Adu mulut melebar setelah ada dua oknum warga‎ yang ikut-ikutan, bahkan sampai masuk ke dalam TPS.

Bahkan kericuhan di dalam TPS tersebut, membuat puluhan personel‎ Satpol PP dan polisi yang berjaga, cepat tanggap dan turun tangan menenangkan kedua kubu. Walaupun perhitungan suara diprotes ketiga calon Kades yang kalah, namun perhitungan suara tetap dilakukan Panitia Pilkades Bonai, disaksikan Panwas Desa Bonai, dan Camat Bonai Darussalam H. Basri. Dari perhitungan calon Kades nomor urut 1 juga petahana Rais AM tetap meraih suara terbanyak,‎ yakni 577 suara.

Kemudian calon Kades Bonai nomor urut 2 Harpani meraih 465 suara,‎ nomor urut 3 Harmaini meraih 118 suara, sedangkan calon Kades Bonai nomor urut s Hermanto meraih 534 suara. Total suara sah di enam TPS 1.694 suara, dan suara tidak sah 41 suara.

Kemudian, usai pleno ‎Ketua Panitia Pilkades Bonai Irwan Sayup mengatakan, pleno dilakukan di Kantor Satpol PP dan Damkar Rohul karena sesuatu hal yang tidak bisa dilakukan di tingkat desa dan tingkat kecamatan.

“Karena itu terjadi, kita tidak mau terjadi konflik,‎ jadi mengambil inisiatif dari pihak-pihak terkait, khususnya dari kabupaten untuk memfasilitasi pleno di tingkat kabupaten,” kata Irwan Sayup, dan mengaku calon Kades Bonai Rais AM yang meraih suara terbanyak.”****(Mad)

  • Bagikan