Jumlah Kekerasan pada Anak di Pekanbaru Mencapai 44 Kasus

  • Bagikan
Foto: Ilustrasi anak kecil. Foto tak terkait langsung dengan berita (iStock)

RIAUDETIL.COM,PEKANBARU – Jumlah kekerasan pada anak sejak Januari, di Kota Pekanbaru mencapai 44 kasus. Rinciannya 28 kasus di bulan Januari dan 16 kasus di bulan Februari.

Data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kota Pekanbaru, ada beberapa jenis kekerasan pada anak. Anak berhadapan hukum di Januari mencapai 4 kasus, Tindak Pidana Perdagangan Orang atau TPPO 1 kasus, kekerasan fisik 4 kasus, kejahatan seksual 6 kasus.

Sedangkan Penelantaran ada 6 kasus, Hak asuh anak 6 kasus, dan Perilaku sosial menyimpang 1 kasus. Untuk bulan Februari, ada Kekerasan fisik 1 kasus, kekerasan psikis 1 kasus, kejahatan seksual 5 kasus, penelantaran 4 kasus, hak anak 2 kasus dan hak asuh anak 3 kasus.

Kepala DPPPA Kota Pekanbaru, Mahyuddin saat dikonfirmasi mengakui kekerasan seksual masih mendominasi kasus kekerasan anak. Kata dia, kebanyakan pelaku kasus kekerasan seksual terhadap anak adalah orang dekat korban.

“Kasus kekerasan seksual masih mendominasi. Mirisnya kebanyakan pelaku adalah orang dekat,” kata Mahyuddin, Jumat (13/3/2020).

Lanjutnya, kasus kekerasan anak menjadi perhatian dinas itu. Banyak kasus kekerasan ini disebabkan dua faktor. Faktor pertama yakni kasus yang meningkat. Faktor kedua yakni kesadaran untuk melaporkan kasus kekerasan mengalami peningkatan.

Ia klaim DPPPA sudah melakukan pendampingan terhadap korban agar korban tidak mengalami trauma. Mahyuddin berpesan agar orangtua memperketat pengawasan terhadap anak.

“Mereka butuh dirangkul dan diajak komunikasi, orangtua mesti jadi sahabat anak,” jelasnya.

Mahyuddin menyebut, kasus kekerasan anak lainnya, yang cukup banyak yakni penelantaran dan kasus tentang hak asuh anak. Ada juga kasus kekerasan fisik, anak berhadapan dengan hukum, kasus hak anak, tindak pidana perdagangan orang, kekerasan psikis dan prilaku sosial menyimpang.

Mahyuddin mengaku, DPPPA juga mendapat laporan ada aksi kekerasan di sekolah. Pihaknya bakal menindaklanjuti informasi ini. “Jangan ada intimidasi di sekolah, kami bakal tindaklanjuti laporan ini,” jelasnya. (mcr)

  • Bagikan