Eropa Kini Jadi Pusat Pandemi Corona, Saudi Setop Penerbangan Internasional

  • Bagikan
Kota Milan di Italia sepi akibat lockdown nasional yang dipicu wabah virus Corona (AP Photo)

RIAUDETIL.COM –  Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan pusat pandemi virus Corona kini ada di kawasan Eropa. Sebagai upaya pencegahan penyebaran, Arab Saudi menghentikan sementara penerbangan internasional.

Jumlah kasus dan kematian akibat virus Corona di kawasan Eropa diketahui lebih tinggi dibandingkan negara-negara lainnya. WHO bahkan menyebut jumlah kasus baru virus Corona di Eropa kini melebihi jumlah kasus baru di wilayah China daratan.

Data terbaru dari WHO melaporkan total 142.320 kasus virus Corona kini tersebar di sedikitnya 129 negara dan wilayah. Dari jumlah itu, untuk kasus terbanyak, yakni 80.824 kasus, terkonfirmasi di wilayah China daratan. Italia menjadi negara kedua setelah China dengan kasus terbanyak, yakni mencapai 17.660 kasus.

Data WHO juga menyebut bahwa sejauh ini, sedikitnya 5.338 orang meninggal dunia akibat virus Corona secara global. Korban meninggal terbanyak ada di wilayah China daratan, dengan 3.189 orang meninggal hingga Jumat (13/3) tengah malam waktu setempat. Kemudian 1.266 orang lainnya meninggal dunia di Italia.

Sementara itu, jumlah pasien virus Corona yang dinyatakan sembuh secara global dilaporkan mencapai 67.003 orang dengan mendasarkan pada laporan Johns Hopkins University di Amerika Serikat. Jumlah ini tidak terkonfirmasi secara pasti, karena tidak semua negara melaporkan jumlah pasien sembuh di wilayahnya.

Otoritas kesehatan China sejauh ini mengumumkan 65.541 pasien virus Corona di wilayahnya telah sembuh.

Berikut berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom hari ini:

– WHO: Eropa Kini Jadi Pusat Pandemi Virus Corona

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Eropa saat ini menjadi ‘pusat’ dari pandemi virus Corona secara global. Diperingatkan WHO bahwa sulit untuk diketahui kapan wabah ini secara global akan mencapai puncaknya.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (14/3/2020), hal ini disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen) WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam konferensi pers yang digelar secara teleconference untuk menghindari potensi penyebaran virus di kalangan wartawan.

“Eropa sekarang telah menjadi pusat pandemi (virus Corona-red), dengan lebih banyak kasus dan kematian dilaporkan dibandingkan negara-negara lainnya di seluruh dunia, terlepas dari China,” sebut Tedros.

“Lebih banyak kasus sekarang dilaporkan setiap harinya daripada (kasus) yang dilaporkan di China pada puncak wabah ini,” imbuhnya.

Data terbaru dari WHO, seperti dilansir CNN, menyebutkan jumlah korban meninggal akibat virus Corona secara global telah melampaui 5 ribu orang. Tedros menyebutnya sebagai ‘tonggak sejarah yang tragis’.

– Virus Corona Meluas ke Nyaris Seluruh AS Kecuali 1 Negara Bagian

Penyebaran virus Corona di wilayah Amerika Serikat (AS) semakin meluas hingga nyaris mencapai seluruh negara bagian di negara tersebut. Hanya tinggal satu negara bagian AS yang hingga kini belum melaporkan kasus virus Corona di wilayahnya.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) dan badan kesehatan negara bagian AS, seperti dilansir CNN, Sabtu (14/3/2020), saat ini terkonfirmasi ada 2.204 kasus virus Corona di wilayah AS. Dengan jumlah korban meninggal akibat virus Corona mencapai 49 orang.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 70 kasus di antaranya muncul di kalangan warga AS yang dievakuasi dari Wuhan, China dan dari kapal pesiar Diamond Princess yang sempat dikarantina di Jepang.

Sekitar 2.134 kasus lainnya terdeteksi dan diperiksa di wilayah AS. Kasus-kasus ini, sebut CNN, juga termasuk kasus yang dinyatakan positif virus Corona oleh laboratorium kesehatan publik dan belum mendapat konfirmasi akhir dari laboratorium CDC.

Jumlah kasus itu tersebar di sebanyak 49 negara bagian AS, ditambah distrik federal AS, District of Columbia. Ini menjadikan satu negara bagian AS, yakni West Virginia, sebagai satu-satunya negara bagian yang belum melaporkan kasus virus Corona.

– Umumkan Darurat Nasional, Trump Cairkan Rp 725,8 T untuk Perangi Corona

Pengumuman situasi ‘darurat nasional’ oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait wabah virus Corona berarti mengizinkan pencairan dana federal sebesar nyaris US$ 50 miliar atau setara Rp 725,8 triliun untuk disalurkan ke negara-negara bagian yang terdampak wabah ini.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (14/3/2020), dengan mengumumkan wabah virus Corona di AS sebagai situasi ‘darurat nasional’ pada Jumat (13/3) waktu setempat, Trump telah mengaktifkan Stafford Act.

Stafford Act, atau Undang-undang Pemulihan Bencana dan Bantuan Darurat Stafford, yang diloloskan Kongres AS tahun 1988 itu mengatur penyaluran bantuan federal kepada pemerintah negara bagian dan pemerintah lokal demi ‘menyelamatkan nyawa dan melindungi properti dan kesehatan serta keselamatan publik’.

“Hanya Pemerintah Federal yang bisa memberikan koordinasi yang diperlukan untuk mengatasi pandemi dengan ukuran dan ruang lingkung nasional ini, yang disebabkan oleh sebuah patogen yang diperkenalkan ke negara kita,” sebut Trump dalam suratnya kepada kepala-kepala departemen AS untuk mengumumkan bahwa dirinya mengaktifkan Stafford Act.

Stafford Act memberikan kewenangan pada Badan Penanggulangan Darurat Federal AS (FEMA) — bagian dari Departemen Keamanan Dalam Negeri AS — untuk mengucurkan dana pemulihan bencana.

Dana dari FEMA diketahui mencapai US$ 42,6 miliar (Rp 618,3 triliun) pada akhir Februari lalu, namun Trump dalam konferensi pers menyebut bahwa dana ‘hingga US$ 50 miliar (Rp 725,8 triliun)’ akan tersedia. Dana sebesar itu bisa digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari pemeriksaan, diagnosis, perawatan dan pemantauan, perlengkapan medis dan penampungan sementara seperti tenda atau bangunan portabel.

– Batasi Penyebaran Corona, Arab Saudi Setop Penerbangan Internasional

Arab Saudi akan menghentikan sementara penerbangan internasional untuk memperlambat penyebaran virus Corona. Penghentian sementara ini akan diberlakukan selama dua pekan, mulai dari Minggu (15/3) besok.

“Pemerintah Kerajaan (Saudi) memutuskan untuk menghentikan penerbangan internasional selama dua pekan (mulai dari Minggu, 15 Maret) sebagai bagian dari upaya mencegah penyebaran #CoronaVirus,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Saudi via Twitter, seperti dilansir AFP, Sabtu (14/3/2020).

Dalam pernyataan terpisah seperti dikutip Saudi Press Agency (SPA) dan dilansir Arab News, Kementerian Dalam Negeri Saudi mengumumkan lebih detail bahwa penghentian sementara penerbangan internasional itu akan dimulai pada Minggu (15/3) sekitar pukul 11.00 waktu setempat.

Disebutkan Kementerian Dalam Negeri Saudi bahwa beberapa penerbangan akan diizinkan masuk wilayah Saudi dalam ‘kasus-kasus luar biasa pengecualian’ selama penghentian diberlakukan dua pekan ke depan. Tidak dijelaskan lebih lanjut soal kasus luar biasa itu.

Hingga Jumat (13/3) waktu setempat, otoritas Saudi melaporkan 24 kasus baru virus Corona di wilayahnya. Dengan demikian, saat ini sudah 86 kasus virus Corona terkonfirmasi di Saudi.

– Tangkal Corona, Manila Berlakukan Jam Malam dan Desak Mal Tutup Sebulan

Jam malam akan diberlakukan di sebanyak 17 kota di area Metro Manila, Filipina, untuk menangkal penyebaran virus Corona. Setiap pusat perbelanjaan atau mal di area tersebut juga diimbau untuk tutup selama sebulan.

Seperti dilansir Reuters dan Philstar.com, Sabtu (14/3/2020), Otoritas Pembangunan Metropolitan Manila (MMDA), yang terdiri atas 17 kota, mengumumkan langkah tegas terbaru itu dalam pernyataan pada Sabtu (14/3) waktu setempat, setelah jumlah korban meninggal akibat virus Corona bertambah menjadi 8 orang.

Presiden Rodrigo Duterte sebelumnya menaikkan status darurat kesehatan ke level tertinggi dan memberlakukan langkah karantina atau lockdown terhadap Manila yang berpenduduk 12 juta orang. Perjalanan darat juga udara dari dan ke Manila akan dibatasi mulai Minggu (15/3) besok. Sekolah-sekolah juga akan diliburkan hingga 12 April mendatang.

Dalam pernyataannya, MDMA mengumumkan bahwa pemberlakuan jam malam itu telah mendapat izin dari 17 Wali Kota di area Metro Manila.

Jam malam akan mulai diberlakukan di 17 kota di area tersebut, termasuk Manila sendiri, pada Minggu (15/3) besok hingga 14 April mendatang. Jam malam itu akan diberlakukan selama 9 jam setiap harinya, mulai pada pukul 20.00 hingga pukul 05.00 waktu setempat.***(detik.com)

 

 

  • Bagikan