Usir Penyebaran COVID 19, Ribuan Warga Sialang Jaya dan RTB Gelar Pawai “Ratik Tulak Balah”

  • Bagikan
Teks foto: Seribuan warga Desa Sialang Jaya dan RTB Kecamatan Rambah, ikut pawai  Tolak Baluw dengan membawa penerangan obor bambu, itu sebagai bentuk tradisi agama untuk mengusir bala COVID 19 di dua desa khususnya di Rohul.

RIAUDETIL.COM,ROHUL – Seribuan warga Desa Sialang Jaya dan Rambah Tengah Barat (RTB) Kecamatan Rambah, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Senin (30/3/2020) malam, menggelar pawai “ratik tulak balah”.

Ratik tulak balah (Usir penyakit) yang dilaksanakan masyarakat dua desa itu, merupakan tradisi keagamaan yang sudah turun temurun sejak orang tua terdahulu, yang dilaksanakan masyarakat Rohul khususnya di Kecamatan Rambah.

Dipimpin Khulipah (Khalifah) H. Basir yang juga pimpinan Surau Suluk dan Tokoh Agama Desa RTB dan Sialang Jaya, dirinya mengharapkan COVID 19 sebagai baluw atau bala dapat dijauhkan dari dua desa ini.

“Ratik atau Tahlil Tulak atau Tolak Baluw atau bala bencana, dilaksanakan dengan cara berjalan mengelilingi kampung atau desa yang dilaksanakan siang atau malam. Jika siang dilaksanakan setelah pelaksanaan Jum’at, jika malam dipilih pada Senin malam atau Kamis malam,” kata Khalifah Basir.

Saat Tolak Baluw diikuti ribuan warga anak anak, remaja, dan para orang tua lelaki dan perempuan dari dua desa, digelar pawai dimulai dari pangkal Desa Sialang Jaya kemudian di perbatasan Desa RTB disambut masyarakat RTB dengan penerangan obor bambu diisi minyak tanah, pawai sambil meneriakan Allahu Akbar hingga ke Taman Kota, Pasir Pangaraian.

Suara  Azan, Tahlil dan do’a menolak Bala dan bencana terdengar mengema dikumandangkan rombongan pawqi.  Bahkan saat do’a pada waktu star atau di sebut juga Pangkal Kampung dipimpin oleh Imam Mesjid atau pimpinan Rumah Suluk yang di sebut Kulipah.

Setelah seluruhnya berjalan bersama-sama menuju ujung kampung atau desa. Pada setiap ada persimpangan jalan, dilaksanakan azan yang sedikit mempunyai perbedaan dengan azan biasa yang ditambahkan setelah khaiya’alal falah, sampai berakhir di ujung kampung dengan mendoa dan membuang peralatan onco, suluh atau obor, yang diumpamakan sama dengan membuang baluw atau bala bencana yang ada tersebut.

Acara ini sudah biasa di laksanakan pada waktu ada wabah penyakit yang berlangsung lama dan aneh. Seperti Covid 19 ini, atau dikala musim hujan yang melebihi dari waktu yang ditentukan, begitu juga musim kemarau yang sangat panjang. Termasuk jika ada jumlah orang yang meninggal di luar batas kewajaran.

Kegiatan yang sudah jadi tradisi keagamaan turun temurun itu, unik dan kahs juga langka. Bahkan biasanya paling ampuh dan mujarab serta selalu diijabah oleh Allah swt, sehingga apa yang diminta atau di doakan, dalam waktu hitungan hari ganjil seperti 1 hari, 3 hari atau 5 hari sampai 7 hari, akan terkabulkan, bahkan ada yang terkabulkan setelah pelaksanaan Ratik Tulak Baluw dilaksanakan.

Tradisi Agama berupa ratik togak ini, dalam kurun 10 hari ini, telah dilaksanakan sebanyak dua kali, yakni di Siang hari setelah Sholat Jumat di Desa Rambah Hilir tepatnya Desa Rambah Hilir Timur, Kecamatan Rambah Hilir kemudian di dua Desa Sialang Jaya dan Desa RTB.

Walaupun sempat adanya larangan dari pihak Polres Rohul dengan mengerahkan massa jumlah besar, namun kegiatan itu merupakan tradisi yang sudah dijakankan sejak turun temurun.

“Semoga dalam waktu tidak lama,wabah Covid 19 dapat diatasi dan pergi jauh dari Negeri Seribu Suluk serta Indonesia pada umumnya,” harap seorang warga yang ikut rombongan pawai, Isaf.”***(Hsb).

  • Bagikan