ST2P, Penyedia Bibit Unggul Untuk Pengembangan Kawasan Teknopolitan

  • Bagikan

RIAUDETIL.COM, PANGKALAN KERINCI – Kawasan Teknopolitan Pelalawan merupakan salah satu teknopark terluas di Indonesia (3.750 ha), nantinya merupakan sebuah komplek, tempat dimana lembaga riset, perguruan tinggi dan industri membina hubungan bersinergi untuk menciptakan, menghasilkan dan mengembangkan usaha-usaha produktif berbasis pengetahuan. Teknopolitan akan mendorong pengembangan ekonomi dan daya saing daerah melalui penciptaan peluang bagi usaha baru, yang inovatif dan mampu bersaing baik skala nasional maupun internasional.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan bersama kepemimpinan Bupati HM Harris, menggalang semua pihak baik pemerintah pusat dan daerah serta seluruh industri yang berada di Kabupaten Pelalawan. Kehadiran Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan (ST2P) Juni 2016 dipimpin oleh Prof Eko Supriyanto merupakan gayung bersambut untuk pengembangan kawasan Teknopolitan Pelalawan. ST2P sebagai perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Pelalawan menjadi ujung tombak untuk pertumbuhan dan pengembangan kawasan teknopolitan.

Aplikasi Triple Helix Model

Pengembangan kawasan teknopolitan harus diikuti ketersediaan sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh industri yang akan dikembangkan. ST2P dengan dua program studi Agroteknologi dan Teknik Industri, mempersiapkan kebutuhan tersebut melalui pendidikan yang dilaksanakan. Namun dalam prosesnya dosen, peneliti, dan mahasiswa yang melakukan aktivitas riset sering kali kekurangan dana karena minimnya anggaran dana penelitian dari pemerintah.

Selama ini industri menikmati lulusan perguruan tinggi untuk bekerja di perusahaannya, tetapi belum begitu besar dukungannya dengan memberikan beasiswa, peluang magang, atau kursus singkat kepada mahasiswa yang sedang studi di kampus. Oleh sebab itu, pemerintah perlu mendorong perusahaan agar jangan hanya menampung alumni terbaik universitas dan memanfaatkan hasil risetnya saja, tetapi juga memasok dana yang besar untuk kepentingan penelitian dan studi para dosen dan mahasiswa sehingga terciptalah hubungan “simbiosis mutualisme” antar ketiganya.

Semakin eratnya pola relasi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan industri membuat Leydesdorff dan Etzkowitz (2001), menyebutnya sebagai Triple Helix model. Menurut Leydesdorff dan Etzkowitz (2001), munculnya Triple Helix model disebabkan beberapa perkembangan dunia yang terjadi secara bersamaan.

  • Pertama, interkoneksi yang semakin kuat antara institusi penghasil pengetahuan dan para pengguna pengetahuan. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya para industriawan dan ilmuwan bekerja sama melakukan prioritas penelitian yang akan dilakukan. Sehingga terjadilah transfer pengetahuan dan teknologi sebagai hasil produksi pengetahuan dari para ilmuwan yang bekerja di perguruan tinggi ke industri.
  • Kedua, semakin masifnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi seperti internet, metamorfosa komputer kotak ke komputer jinjing (laptop) dan telephone genggam ke handphone, membuat pengetahuan mudah diperoleh dari sumber manapun.
  • Ketiga, cepatnya tumbuhkembangnya teknologi informasi dan komunikasi memiliki konsekuensi logisnya terjadinya perubahan bentuk koordinasi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan industri dari vertikal ke lateral yang memangkas rumitnya birokrasi, sehingga seiring waktu sinergi ketiganya (Perguruan Tinggi-Pemerintah-Industri) semakin padu. Sebagaimana ditunjukkan dari gambar Triple Helix model.

Kegiatan yang ditaja Bappeda Kabupaten Pelalawan tanggal 16-18 Maret 2017 lalu merupakan realisasi dari bentuk hubungan yang sangat sinergis antara pemerintah, ST2P, dan industri. Keberadaan staf ahli teknopolitan, PPKS, SKPD terkait, dan ST2P merupakan kemasan yang sangat tepat memulai semua rencana dan mengaplikasikannya segera.

Melalui Bappeda Kabupaten Pelalawan, Kepala Bappeda Ir M Syahrul Syarif menyatakan bahwa diskusi panjang dan persetujuan yang dicapai dalam kegiatan tersebut sangat penting dan segera diaplikasikan sesuai rencana.

ST2P, Pemkab Pelalawan, dan industri di Kabupaten Pelalawan terus bersinergi untuk dapat mengaplikasikan bentuk hubungan Triple Helix model sehingga pertumbuhan dan pengembangan kawasan teknopolitan dapat terlaksana seperti yang direncanakan. Bentuk kerjasama dan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh ketiga pihak sampai saat ini:

  1. Jalinan kerjasama yang diperkuat melalui MoU
    Dukungan yang diberikan oleh pemerintah dalam memfasilitasi menjadi kekuatan bagi ST2P untuk bergerak lebih cepat. Adanya arahan Bupati HM Harris dan SKPD terkait terhadap lebih kurang 40 perusahaan di Kabupaten Pelalawan untuk memberikan bantuan beasiswa, magang, bantuan penelitian pada dosen dan mahasiswa, menjadi benang merah untuk ST2P menjalin kerjasama pada setiap SKPD dan perusahaan.
  2. Bantuan Beasiswa
    Sebagai perguruan tinggi baru, ST2P tidak bisa hanya mengharapkan bantuan dana hibah yang diterima melalui Yayasan Amanah Pelalawan (YAP) saja. ST2P masih membutuhkan pendanaan yang tidak ada dialokasikan di bantuan hibah tersebut. Saat ini Pemerintah Kabupaten Pelalawan juga memberikan bantuan beasiswa kepada mahasiswa yang kurang mampu. Namun diharapkan bantuan beasiswa dari setiap perusahaan dalam Tahun Ajaran 2017/2018 dapat terealisasi.
  3. Bantuan Penelitian dan Penelitian bersama
    Banyak proposal penelitian dosen ST2P saat ini masih menunggu dukungan dana dari berbagai industri, terutama perusahaan di Kabupaten Pelalawan khususnya. ST2P dengan visi sebagai pusat penelitian kelapa sawit dunia selalu mengacu pada penelitian yang berbasis kelapa sawit. Dukungan dan bantuan penelitian yang saat ini baru diterima berasal dari Balitbangda Kabupaten Pelalawan.
  4. Magang dan kuliah lapangan
    Beberapa perusahaan yang memberikan dukungan dengan memfasilitasi dosen dan mahasiswa ST2P dalam kegiatan magang dan kuliah lapangan sangat membantu penguatan ilmu dan pengalaman mahasiswa sebagai aplikator masa depan. Pelaksanaan kuliah lapangan yang dilaksanakan di PT RAPP bulan Oktober 2016, memberikan efek yang positif dalam membangun mindset mahasiswa bahwa bidang pertanian dan industri itu sangat luas dan perlu pengkajian lebih lanjut.
    Kegiatan Magang dan Kuliah lapangan di PT Sari Lembah Subur pada bulan November 2016 merupakan kerangka awal yang sangat menyemangati dosen dan mahasiswa untuk memiliki visi ke depan bahwa Kabupaten Pelalawan dengan potensi pertanian dan perkebunan sangat luas, masih sangat dibutuhkan tenaga kerja yang ahli di bidangnya.
  5. Sharing ilmu sebagai dosen tamu
    Dosen ST2P merupakan tenaga pengajar yang sangat professional di bidangnya masing-masing. Dukungan dari para ahli yang ada di lapangan akan memberikan warna yang berbeda karena apa yang mereka sampaikan, akan menjadi pengalaman real bagi mahasiswa sebelum pelaksanaan magang dan masuk di lingkungan masyarakat. Oleh sebab itu ST2P memfasilitasi para pakar lapangan yang ahli di bidang Agroteknologi dan Teknik Industri untuk menjadi dosen tamu.

ST2P dan Profesionalisme
Keberadaan ST2P sangat menjadi idaman bagi setiap masyarakat di Kabupaten Pelalawan. Keluarnya izin operasional tahun 2016 menjadi tonggak sejarah bagi eksistensi perguruan tinggi di Pelalawan. Namun jauh sebelum itu pendiri ST2P di YAP telah menyiapkan segalanya terutama dosen yang akan menjadi tenaga pengajar.

Adanya 5 orang dosen yang dibeasiswakan di UTM Johor Bahru Malaysia menunjukkan keseriusan pemerintah dan para pendiri untuk berdirinya ST2P. Saat ini telah selesai 3 orang yaitu Dr Salmiyati MPd (Biomanajemen Perkebunan), Dr Fitra Lestari MEng (Logistik dan Suply Chain) dan Reiza Mutia AR STP MEng (Bioproses).

Selain itu penerimaan dosen juga dilakukan untuk mendukung kebutuhan sesuai persyaratan DIKTI yaitu 6 orang dosen minimal setiap program studi. Profesionalisme mereka dapat tergambar dari kepakaran mereka di bidangnya masing-masing.

Komitmen semua Pihak

Peran ST2P sebagai Perguruan tinggi dengan Tri Dharma Perguruan Tingginya yaitu: Pendidikan dan Pengajaran; Penelitian dan Pengembangan; dan Pengabdian kepada Masyarakat, berdasarkan UU 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi, khususnya Pasal 58, memiliki Fungsi dan Peran sebagai berikut: (1) wadah pembelajaran Mahasiswa dan Masyarakat; (2) wadah pendidikan calon pemimpin bangsa; (3) pusat pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; (4) pusat kajian kebajikan dan kekuatan moral untuk mencari dan menemukan kebenaran; dan (5) pusat pengembangan peradaban bangsa. Di dalam masyarakat yang berbasis pada pengetahuan, ST2P memiliki status yang sejajar dengan pemerintah dan dunia industri dalam pembangunan ekonomi.

Peran Sektor industri sebagai sektor yang secara langsung berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat melalui kegiatan yang berbasis profit memiliki kelebihan dalam hal kajian kelayakan pemanfaatan inovasi dalam skala yang besar. Selain itu, sektor industri sebagai sektor yang aktivitasnya berorientasi pada memenuhi kebutuhan pasar (market oriented), memiliki pengenalan yang baik akan kebutuhan- kebutuhan masyarakat yang merupakan pasar itu sendiri. Oleh karena itu peran sektor industri dalam koridor triple helix ini adalah analisis akan ketersediaan pasar dan pendampingan kepada perguruan tinggi khususnya dalam proses fabrikasi (scale up) inovasi.

Peran Pemerintah dalam pengembangan inovasi tidak terlepas dari kewenangannya sebagai pelaksana peraturan perundangan sekaligus pengguna anggaran pembangunan dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan sebagaimana tercantum di dalam Pembukaan UUD NKRI, serta mencapai visi dan misi pembangunan sebagaimana yang telah dirumuskan ke dalam dokumen perencanaan pembangunan nasional. Oleh karena itu, dalam pengembangan inovasi, pemerintah memiliki peran yang penting antara lain dalam hal memberikan kepastian hukum; memberikan dukungan prasarana dan infrastruktur bagi pengembangan inovasi; serta mengembangkan kurikulum yang kondusif bagi berkembangnya inovasi di ST2P dan bagi kalangan Industri. (Advertorial)

  • Bagikan