Erdogan-Putin Kembali Sepakati Gencatan Senjata di Idlib

  • Bagikan
Turkish President Recep Tayyip Erdogan, left, and Russian President Vladimir Putin shake hands during a joint press conference with following their talks in the Bocharov Ruchei residence in the Black Sea resort of Sochi, Russia, Tuesday, Oct. 22, 2019. Erdogan says Turkey and Russia have reached a deal in which Syrian Kurdish fighters will move 30 kilometers (18 miles) away from a border area in northeast Syria within 150 hours. (Sergei Chirikov/Pool Photo via AP)

RIAUDETIL.COM – Rusia dan Turki kembali bersepakat soal Suriah. Kali ini, Ankara dan Moskwa menyetujui gencatan senjata di Idlib, Suriah barat laut, yang mulai berlaku pada Jumat (6/3/2020) ini. Rusia dan Turki juga akan menyelenggarakan patroli bersama di wilayah itu.

Gencatan senjata tersebut disepakati dalam pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Kamis (5/3/2020), di Moskwa, Rusia. Erdogan terbang ke Moskwa untuk membahas pertempuran yang semakin meningkat di Idlib, provinsi terakhir Suriah yang masih dikuasai kubu oposisi dan kelompok militan.

 

Rusia dan Turki menempatkan diri sebagai negara penjamin secara berurutan bagi pemerintah Suriah dan kelompok oposisi bersenjata di Idlib. Moskwa menolong Damaskus, Ankara menyokong oposisi di Idlib.

Sebagai penjamin gencatan senjata, Rusia-Turki akan membuat zona penyangga total selebar 12 kilometer dengan garis tengah jalan raya M4. Jalan itu merupakan jalur utama di Idlib. Jalan tersebut juga akan menjadi jalur patroli bersama Rusia-Turki, yang dimulai pada 15 Maret 2020. Patroli dilakukan dari tempat penampungan pengungsi Trumba di Saraqib menuju Ain-al-Havr.

“Saya berharap kesepakatan ini akan menjadi dasar pada penghentian aktivitas militer di kawasan peredaan ketegangan Idlib dan menghentikan penderitaan warga serta (mencegah) peningkatan krisis kemanusiaan,” kata Putin, sebagaimana dikutip kantor berita Rusia, TASS.

AFP/LOUAI BESHARA
Gambar yang diambil saat tur yang dipandu tentara Suriah ini memperlihatkan pasukan Pemerintah Suriah di area al-Lirmoun, utara Aleppo, Suriah, 17 Februari 2020.

 

Putin juga menyampaikan duka cita kepada Erdogan atas kematian puluhan tentara Turki di Idlib. Ia menyebut Suriah tidak mengetahui posisi tentara Turki di Idlib dan menekankan bahwa tentara Suriah juga banyak yang tewas.

“Kita pasti harus membahas semuanya, keseluruhan situasi yang kita hadapi hari ini, agar hal-hal yang sama… tidak akan terjadi lagi, dan agar tidak merusak hubungan Turki-Rusia, yang kita–dan saya tahu Anda juga tahu–jaga secara hati-hati dan hargai secara tinggi,” ujar Putin pada awal pertemuan yang dilaporkan berlangsung hampir enam jam, seperti dilansir TASS.

Sejak perang saudara pecah di Suriah, Turki menyokong oposisi dengan mengerahkan prajurit dan aneka persenjataan ke Suriah. Kini, kubu oposisi terdesak dan bertahan di Idlib yang sedang berusaha direbut kembali Damaskus dengan bantuan Rusia lewat gempuran darat dan udara.

Kantor berita Turki, Anadolu, menyebut kesepakatan di Moskwa kemarin kembali mengingatkan pada dua kesepakatan Ankara-Moskwa pada 2017 dan 2018. Kala itu, bersama Iran, Rusia dan Turki sepakat bahwa Idlib termasuk bagian kawasan peredaaan ketegangan. Bahkan, Ankara-Moskwa menyepakati pembentukan zona penyangga di antara kubu oposisi dan pasukan pemerintah Suriah pada September 2018.***(kompas.com)

  • Bagikan