Kompol Jose DC Fernandes SIK,Anak Petani Timor Leste Sang Pekerja Keras

  • Bagikan

 

RIAUDETIL.COM,PELALAWAN – Siapa bilang hanya anak-anak pejabat Polri yang dapat lulus ke Akademi Kepolisian (Akpol)? Siapa juga yang menyebut untuk bergabung menjadi keluarga Bhayangkara harus mengeluarkan uang pelicin ?.

Tidak selalu mereka yang berduit atau anak pejabat Polri yang dapat bergabung menjadi Taruna Kepolisian, Buktinya, seorang anak petani asal Timor Leste (dulu Timor Timur, red) ini mampu lulus tanpa kolusi maupun nepotisme. Dia lah Komisaris Polisi (Kompol) Jose DC Fernandes SIK, seorang perwira menengah polisi yang kini dipercaya menjadi Wakapolres Pelalawan, Riau.

Lahir di Lospalos, sebuah desa di Timur Leste, Jose bersama 5 saudaranya, dibesarkan oleh kedua orang tua yang tak lain hanyalah seorang petani sederhana. Oleh karena sedari kecil, Jose diajarkan untuk senantiasa bekerja keras.

“Karena terlahir sebagai anak seorang petani sederhana, kami berenam memang dituntut untuk bekerja keras. Namun begitu kami bangga, karena berkat itu semua kami mendapatkan pelajaran berharga,” ungkap Jose memulai pembicaraan dengan wartawan.

Menurut Jose, didikan untuk bekerja keras itu sudah mulai dibiasakan sejak dirinya bersekolah di bangku SD sampai SMP di Lospalos. Perjuangan yang tinggi harus dilakukan Jose untuk mendapatkan pendidikan. Untuk mencapai sekolah, Jose harus berjalan kaki sejauh 2 kilometer. Ironisnya, semua itu dilaluinya tanpa menggunakan alas kaki.

“Selain tanpa alas kaki, saya saat itu juga tidak memakai tas. Saya hanya menggunakan kantong plastik untuk membawa peralatan sekolah,” ucapnya.

Kegigihan Jose bersekolah ini pernah diuji pada suatu ketika. Saat itu, hujan dengan intensitas besar melanda kampungnya. Akibatnya, banjir menggenangi hampir setiap sudut wilayah desanya.“Walau demikian, saya tetap bersekolah. Karena saya mempunyai keinginan untuk terus belajar mencari ilmu demi cita-cita besar yang ingin saya gapai,” tutur Jose.

Setelah menamatkan SMP di Lospalos, Jose pun kemudian memberanikan diri ‘merantau’ ke ibukota Timor Leste, Dili. Di sana, Jose meneruskan pendidikan SMA-nya di sebuah SMA swasta. Lagi-lagi, di Dili, perjuangan Jose diuji lagi, karena ia hanya hidup sendiri. Sehingga ia harus dapat memenuhi semua kebutuhan hidupnya.

Namun masa SMA juga menjadi awal titiknya menempa pengalaman yang berharga. Kemahirannya dalam bermain sepakbola membuat ia menjadi atlet yang diandalkan. Tak hanya bagi sekolah, namun juga bagi Dili dan Timor Leste. Bahkan Jose mampu mendapatkan piagam penghargaan dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) saat itu karena prestasinya sebagai pemain sepakbola.

Saat pemberian piagam penghargaan itu menjadi sebuah momen yang tak terlupakan bagi Jose. Pasalnya, saat itu merupakan awal pertama Jose kagum melihat sosok angkatan, terutama polisi. Ia seketika tertarik melihat sosok polisi yang hadir dalam pemberian penghargaan hari itu

“Waktu saya mendapatkan piagam dari Menpora, di situ saya melihat seorang polisi dan ingin menjadi polisi juga. Yang membuat saya menginginkan untuk menjadi seorang polisi karena saat itu saya tidak pernah melihat polisi ataupun tentara,” terangnya.

Niat besarnya itu sudah bulat, Keinginan menggebu dan membuat dirinya ingin sekali menggapai keinginannya tersebut. Jose pun lalu mencari informasi bagaimana cara untuk menjadi polisi, setelah lulus SMA.

Saat mencari informasi itu, Jose menjadi sedikit panik mulanya. Karena ada isu kalau menjadi polisi atau mengikuti tes polisi, harus memerlukan uang yang cukup besar. Khususnya bagi yang ingin masuk dalam Akademi Kepolisian (Akpol),Hal ini cukup mengganggu pikirannya.”Bagaimana saya bisa mendapatkan uang untuk masuk Akpol, sementara untuk kehidupan hari-hari saja, saya harus mati-matian,” ujarnya.

Namun, bukan Jose namanya kalau langsung menyerah,dirinya pun dengan semangat tinggi dan kerja keras akhirnya berhasil masuk sebagai taruna Akpol,dan kerja keras serta semangatnya itu membuahkan hasil, ia pun akhirnya lolos menjadi siswa Akpol pada tahun 2001.

“Puji syukur pada Tuhan, sebab saya akhirnya lolos dan menjadi taruna Akpol pada tahun 2001,” ucap Jose.

Setelah lulus pendidikan, Jose pun memulai tugasnya bersama institusi kepolisian. Awal tugasnya saat itu adalah di Polres Maluku Tenggara. Di jajaran Polda Riau, Jose masuk pada sekitar tahun 2008 atau setelah lulus Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Saat itu dirinya dipercaya menjadi Kapolsek Bagansiapiapi, Polres Rokan Hilir (Rohil), Riau.

Sejak saat itu, sejumlah posisi penting pernah diembankan kepada Jose di Riau. Mulai dari Kasat Narkoba Polres Dumai, Kasat Reskrim Polres Rohil, Kapolsek Bagansinembah, Kapolsek Mandau, Kanit 1 Pamobvit Polda Riau, Wakapolres Kuansing hingga saat ini dipercaya menjabat Wakapolres Pelalawan.

Bagi Jose sebuah kebanggaan yang besar bagi dirinya untuk berdinas di korps Tribrata ini. Menurutnya, fungsi dan tugas kepolisian yang sangat menyentuh pelayanan kepada masyarakat adalah pekerjaan mulia. “Makanya semua tugas yang diberikan, saya jalankan dengan sebaik mungkin. Sebab saya sudah mencintai profesi ini,” tuturnya.

Ia berharap kedepan, dirinya dapat lebih berperan dalam menuntaskan program-program Kapolri Jenderal Tito Karnavian, khususnya mewujudkan program polisi yang Profesional, Terpercaya dan Modern atau Promoter.

Biodata,

Nama : Kompol Jose DC Fernandes SIK
TTL : Lospalos, 29 Desember 1978

Penempatan Tugas :
– Polres Maluku Tenggara
– Kanit Resintel Polsek Dobo
– Kapolsek Tanimbar Utara Polres Maluku Utara
– Kasat Reskrim Polres Maluku Tenggara
– Panit 1 Tipiter Polda Maluku
– Kapolsek Bagansiapiapi Polres Rohil
– Kasat Narkoba Polres Dumai
– Kasat Reskrim Polres Rohil
– Kapolsek Bagansinembah Polres Rohil
– Kapolsek Mandau Polres Bengkalis
– Kanit 1 Pamobvit Polda Riau
– Wakapolres Kuansing
– Wakapolres Pelalawan.

[12 1 0]

  • Bagikan