Ratusan PSK Masih Merajalela di Simpang Kasus Siberida Inhu

  • Bagikan

RIAUDETIL.COM, RENGAT – Kawasan Simpang Kasus, Belilas Kelurahan Pangkalankasai, Kecamatan Seberida, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau, masih menjadi surga bagi Penjaja Seks Komersial (PSK).

Ratusan PSK masih merajalela setiap malam di lokasi tersebut. Mereka berdisco ria diiringi dentuman musik yang cukup keras di sejumlah kafe yang ada di sana.

Puluhan kafe masih tumbuh bak jamur di musim hujan di Simpang Kasus. Padahal, puluhan kafe ini sudah beberapa kali dirazia oleh pihak kepolisian maupun Satpol PP.

Namun para germo di kawasan ini seperti tidak ada jeranya. Bahkan sejumlah germo itu sudah beberapa kali menandatangani surat pernyataan yang menyatakan tidak akan mengulangi perbuatannya kembali, kenyataannya perlakuan yang sama masih saja terus berjalan dengan lancar.

Tercatat ada sekitar 14 kafe yang lokasinya di kawasan Simpang Kasus luar, belum termasuk sejumlah cafe yang bagian dalam di kawasan blok A. Disamping itu ada juga lokasi yang berkedok panti pijat atau panti urut tradisional dengan terapisnya para PSK terselubung.

Para pemilik cafe atau dengan sebutan germo yang sempat didata adalah, Adi, Komar, Erna, Nuri, Ida, Usman, Jefri, Rusman, Datok, Joko, Tumin, Ita, Pak Pon dan Apri. Selain dilengkapi dengan peralatan musik, minuman keras yang memabukkan, masing-masing kafe ini juga menyimpan sejumlah PSK.

Camat Seberida, Triatno, sebelumnya mengatakan, sebelum tahun baru pihaknya sudah melakukan razia ke lokasi Simpang Kasus ini. Bahkan sudah memanggil sejumlah germo ke Kantor Camat Seberida di Belilas. Saat itu, semua germo diminta untuk membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya kembali.

Camat Triatno terkejut saat dikatakan ada sekitar ratusan PSK yang beroperasi di kawasan kafe Simpang Kasus, Belilas. Sejauh pengetahuan Camat, jumlah PSK yang berada di kawasan tersebut hanya ‘hitungan jari’ saja.

Menurut Camat, ketidaktahuan dirinya selama ini mungkin karena setiap penindakan atau razia yang dilakukan, kerap bocor kepada pemilik kafe maupun PSK. Makanya ketika dilakukan penggerebekan, hanya sedikit saja PSK yang berhasil terjaring.

Bagi PSK yang terjaring itu, lanjut Triatno, tindak lanjutnya sama dengan pemilik kafe, yakni membuat surat pernyataan hingga pengembalian mereka ke kampung halamannya masing-masing.

Camat mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kapolsek Seberida untuk melakukan tindakan. Hanya saja yang menjadi kekhawatiran Triatno, ketika menangkap sejumlah PSK itu dan menyerahkannya ke Dinas Sosial Pemkab Inhu, dinyatakan bahwa tidak ada dana untuk biaya pengembalian PSK itu ke kampung halaman mereka.

Camat Triatno menyesalkan jika PSK yang merajalela itu masih berjumlah ratusan. Begitu juga dengan masih adanya dentuman musik yang membisingkan bagi warga yang bermukim di sekitar kawasan itu.

Sejumlah ibu-ibu Majelis Taklim Pangkalan Kasai yang berhasil dikonfirmasi mengatakan, masyarakat umumnya para kaum hawa sudah beberapa kali mendatangi lokasi maksiat di kawasan Simpang Kasus itu, namun masih saja terus berjalan sebagaimana yang tidak dikehendaki masyarakat.

Para ibu-ibu rumah tangga ini menyebutkan kalau mereka akan kembali berkoordinasi dan akan mempertanyakannya kepada Camat Seberida yang sudah pernah didatangi warga yang bergabung dengn Majelis Taklim Pangkalan Kasai.

Sementara itu Kapolsek Seberida Kompol Tambunan belum bisa dikonfirmasi terkait masalah praktek prostitusi di kawasan berkembang ini. Hingga berita ini diturunkan Kapolsek Seberida yang masih terbilang baru itu, belum berkenan mengangkat telepon seluler dari wartawan. (KRN)

  • Bagikan